FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Pandemi membuat proses belajar mengajar siswa terganggu. Sekolah tatap muka dihilangkan, sebagian besar beralih ke pembelajaran sistem daring.
Sayangnya, kondisi tidak bisa dimaksimalkan. Selain akses jaringan internet yang belum merata, kemampuan guru dalam membuat bahan ajar juga masih terbatas. Hasilnya kemampuan siswa menyerap mata pelajaran jadi terhambat.
Purwadi Sutanto, Direktur Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud RI mengakui, banyak keluhan dari orang tua dan guru di masa pandemi. Penurunan kompetensi siswa pun sulit dihindari.
"Kondisi ini cukup serius, makanya Kemendikbud terus berupaya untuk menjadi solusi dan jalan keluar terbaik," ujar Purwadi dalam paparan daring bersama media, Rabu, 21 April lalu.
Salah satu upaya pemerintahan dalam hal ini Kemendikbud yakni rencana pembukaan sekolah tatap muka secara terbatas. Selain itu, pelibatan pihak lain seperti swasta atau lembaga belajar untuk sama-sama menghadirkan sistem pendidikan daring yang bisa meningkatkan minat dan kemampuan belajar siswa.
Khusus pelibatan lembaga belajar, Zenius cukup konsen untuk ambil peran. “Kami mengapresiasi kehadiran platform edukasi seperti Zenius atas misinya yang sejalan dengan pemerintah,” lanjut Purwadi.
Zenius merupakan platform edukasi berbasis teknologi, memiliki misi untuk membentuk individu Indonesia yang cerdas, cerah, dan asyik. Metode belajar yang Zenius terapkan berfokus pada pemahaman dasar materi dan pengembangan pola berpikir kritis. Hal ini dicapai dengan membantu siswa mendapatkan pengalaman belajar yang personal, sesuai dengan tahapan belajar serta kemampuan masing-masing.
“Ada empat kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh seorang individu yaitu logika, kemampuan matematis dasar, membaca, dan scientific thinking,” tutur Sabda PS, Chief Education Officer Zenius.
Menurut Sabda, Zenius berusaha untuk membuat materi-materi pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan dasar tersebut. Hal ini merupakan wujud nyata upaya Zenius dalam membentuk individu yang kompetitif sesuai tagline Zenius yaitu cerdas, cerah, dan asyik.
"Individu yang cerdas terlatih untuk memiliki pemikiran yang kritis dari pada sekadar menghafal. Cerah karena mereka memiliki kemampuan dasar yang membuat mereka lebih percaya diri menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka juga asyik karena memiliki kemampuan sosial dan memiliki motivasi untuk terus belajar atau menjadi lifelong learner," papar Sabda.
Dalam konteks yang lebih luas, kompetensi individu menentukan masa depan Indonesia. Sebagai anggota dari OECD, Indonesia berpartisipasi dalam tes PISA yang menguji kemampuan dasar siswa SMA.
Zenius, lanjut Sabda memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan skor PISA Indonesia. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang kini menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk menilai kemampuan dasar siswa dalam hal literasi dan numerasi.
Lebih dari 16 tahun, Zenius telah mengajarkan ratusan ribu siswa untuk memiliki pola berpikir kritis. Pola berpikir kritis menjadi salah satu modal bagi siswa meraih pendidikan yang lebih tinggi dan berkarier.
“Saya belajar dengan Zenius di tahun 2013 dan manfaatnya masih saya rasakan sampai saat kuliah di Harvard dan bekerja hari ini di World Bank,” ujar Indah Shafira, Alumni Zenius.
Kata Indah, lewat metode belajar Zenius, ia mampu membangun kemampuan berpikir kritis dan kemampuan dasar. Hasil belajar ini membantunya untuk memiliki pola pikir yang sistematis, terlebih saat menyusun ide dan menyelesaikan masalah dalam pekerjaan.
"Saya harap lebih banyak siswa yang bisa merasakan manfaat pola berpikir kritis untuk meraih masa depan yang cerah," harapnya.
Guna mewujudkan komitmen untuk membentuk lebih banyak individu yang cerdas, cerah, dan asyik, Zenius telah membuka akses secara gratis ke lebih dari 90.000 video dan bank soal untuk seluruh siswa di Indonesia. Zenius juga mengembangkan kecerdasan buatan bernama ZenBot. Fitur ini membantu siswa belajar dengan cara memberikan solusi dari soal-soal sulit dan memberikan rekomendasi materi pembelajaran untuk menguasai soal sulit tersebut. Fitur ini dapat diakses secara gratis lewat aplikasi Zenius atau WhatsApp.
Selain mengembangkan konten untuk siswa, Zenius juga telah meluncurkan sistem manajemen pembelajaran Zenius untuk Guru (ZenRu) yang juga dapat diakses secara gratis. Dengan ZenRu, para guru dapat mengakses bank soal Zenius yang terdiri atas soal LOTS dan HOTS yang menstimulasi siswa dalam belajar.
Zenius juga bekerja sama dengan dinas pendidikan di berbagai provinsi untuk memberikan pelatihan pada guru dalam memanfaatkan platform Zenius. Tujuannya, agar guru dapat mengelola pembelajaran dengan lebih efisien dan punya lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan siswa. (yusriadi)