Mengaji Lewat Al-Qur’an Braille, Baca dengan Meraba Titik-titik Putih yang Berdekatan

  • Bagikan

Belajar mengaji dengan Al-Qur'an braille tak mudah. Butuh waktu tahunan untuk bisa lancar.

Laporan: MUHCLIS ABDUH

FAJAR.CO.ID -- Tangan kanan Firdaus meraba titik-titik putih yang timbul di atas kertas dan diikuti lantunan ayat suci Al-Qur'an dari mulutnya.

Sesekali Firdaus harus berhenti dan mengulang-ulang meraba titik-titik putih timbul tersebut. Memastikan bacaannya sudah benar.

Di sore yang sunyi saat tim FAJAR menemui, Firdaus tampak khusyuk membaca ayat demi ayat Al-Qur'an di Musala Tarbiatul Ittihadul Umma, Jalan Kapten Piere Tendean.

Di dalam masjid, juga ada Hasrul dan Dahlia yang juga tengah membaca Al-qur'an braille. Suara mereka merdu dan nyaring memecah keheningan di kawasan Sekolah Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia (YAPTI).

Ketiganya punya cara berbeda dalam membaca Al-Qur'an dengan cara meraba. Maklum, mereka adalah tunanetra. Dan titik-titik putih timbul tersebut merupakan Al-Qur'an jenis braille.

Di belakang ketiganya, ada dua lemari besar yang menyimpan Al-Qur'an braille. Jika pada umumnya Al-Qur'an terhimpun 30 juz, Al-Qur'an braille harus terpisah per juz. Jadi juz 1 hingga 30 terpisah semua. Ukurannya juga cukup besar.

Firdaus yang juga merupakan pengelola Musala Tarbiatul Ittihadul Umma menjelaskan, Al-Qur'an braille ini dicetak di Wiataguna Bandung, Jawa Barat dan didatangkan secara khusus ke YAPTI.

"Saya tidak terlalu tahu kapan mulai ada Al-Qur'an braile ini di sini, tetapi sejak tahun 2008 lalu saya masuk ke sini, itu sudah ada," jelasnya.

Bukan hal mudah belajar Al-Qur'an braille ini. Bahkan butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa menguasai.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan