Senam Nusantara

  • Bagikan

Selesai.

Saya harus menunggu di ruang sebelah selama 30 menit. Untuk melihat apakah ada reaksi negatif yang perlu diantisipasi.

Tidak ada.

Saya langsung bisa pulang.

Tapi saya tertahan agak lama di situ. Saya diajak ngobrol panjang oleh Pak Nyala dan Bu Silvi. Saya juga harus menunggu rombongan dari Surabaya selesai salat Asar di musala. Saya ingin melihat rombongan itu berangkat kembali menuju Surabaya –lewat jalan tol.

Sampai tadi malam, saya tidak merasakan gejala efek samping negatif. Di ruang tunggu pun saya banyak bertanya kepada yang sudah divaksin minggu lalu.

“Tidak ada rasa apa pun,” ujar Halim, dari PBNU itu. Lebaran formulir keluhan ya kosong. Demikian juga Anthony Budi, seorang pengusaha galangan kapal. Ia sudah divaksin 8 hari lalu. Umurnya 70 tahun. “Tidak ada keluhan apa-apa,” katanya.

Anang Hermansyah, penyanyi dan pencipta lagu itu juga mengatakan hal yang sama. “Saya, Ashanti, anak laki-laki saya tidak punya keluhan,” ujar Anang. Ashanti yang dimaksud adalah istri Anang.

Saya juga sempat ngobrol dengan dr Terawan. Saya kemukakan apa pun yang dikatakan para pengritiknya. Soal uji coba di binatang. Soal akan mahalnya biaya vaksinasi nanti –kalau disetujui. Soal disiplin penelitian. Soal apa pun kritik yang keras-keras.

Terawan pilih tidak menanggapi itu. Ia tahu semua jawabnya. Ia heran mengapa ada pandangan seperti itu. Tapi semua itu untuk saya saja. Kalau dipublikasikan hanya akan membuat heboh. Ia memilih lebih baik diam dan bekerja.

Ternyata tidak semua yang ada di situ berurusan dengan bukan-vaksin itu. Salah seorang di antaranya terlihat ada tempelan di lengannya. Saya kira ia baru divaksin.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan