FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan bakal melakukan sejumlah strategi untuk mendorong target investasi.
Pasalnya, Bahlil diminta untuk mencapai target Rp 900 triliun pada 2021 dan Rp 5.000 triliun pada 2024.
“Yang pertama, realisasi investasi yang dulunya kami masukkan ke investasi mangkrak sekitar Rp 708 triliun sekarang sudah bisa dieksekusi Rp 517 triliun, sedikit lagi selesai” ujar Menteri Bahlil Lahadalia dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat di Jakarta, Kamis (29/4).
Menurut dia, di antara Rp 517 triliun tersebut sebagian investasi sudah melakukan konstruksi dan lainnya memulai proses persiapan.
Bahlil menyebut jika mengacu pada transformasi ekonomi BKPM akan berfokus pada nilai tambah yang berorientasi pada hilirisasi. Dia merumuskan lima poin.
Pertama, kata Bahlil adalah investasi di sektor kesehatan. "Kami tahu hampir semua alat kesehatan dan bahan baku obat impor,” sebut Bahlil.
Eks Ketum HIPMI itu mengatakan kedua adalah otomotif, lalu investasi sektor pertambangan, infrastruktur dan investasi energi baru terbarukan.
Tidak hanya itu, pemerintah juga akan meningkatkan percepatan perizinan. Hal itu dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada investor baik dari dalam dan luar negeri.
“Komitmen BKPM, izin jangan kami perlambat karena menahan izin sama dengan menahan lapangan pekerjaan, sama dengan menahan potensi pendapatan negara karena 76 persen pendapatan negara itu bersumber dari pajak negara,” ungkapnya.