Masjid Abad ke-12 di Baghdad Siapkan Menu Buka Puasa untuk Dhuafa

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, BAGHDAD -- Kesibukan ada di balik dapur Masjid abad ke-12 di Baghdad. Para juru masak sibuk mengaduk sup ayam kental dalam panci baja besar. Sementara asisten menyiapkan berbagai menu di ruang makan.

Di luar, staf menggelar sajadah merah di lantai marmer yang baru dibersihkan di halaman dalam Masjid dan Makam Sheikh Abdul Qader Al Gailani. Dapur Masjid sibuk tiap hari menghidangkan menu buka puasa.

“Baghdad memiliki atmosfer Ramadan sendiri, tetapi di tempat ini suasana spiritualnya istimewa dan unik,” kata muazin Masjid tersebut, Qais Al Adhami, kepada The National.

Selama Ramadan, dapur Masjid Al Kheirat menawarkan makanan berbuka puasa bagi kaum duafa atau kaum miskin untuk melestarikan tradisi berabad-abad yang dimulai hampir 480 tahun yang lalu. Pelonggaran pembatasan memungkinkan kuil Al Gailani dan dapurnya untuk membuka kembali pintu bagi jamaah dan mereka yang kurang beruntung. Kini jumlahnya meningkat selama setahun terakhir karena krisis ekonomi negara yang dipicu oleh anjloknya harga minyak dan peraturan virus Korona.

Kompleks Masjid yang luas ini awalnya adalah sekolah agama yang dikenal sebagai Bab Al Azj, didirikan pada tahun 1146 oleh sarjana Hanbali, Sheikh Abu Saied Al Mubarak bin Ali Al Makhrami. Sekolah tersebut diserahkan kepada murid Al Makhrami, Sheikh Al Gailani setelah kematiannya pada tahun 1165. Al Gailani dimakamkan di kompleks masjid.

Di sisi timur Tigris, kuil Sunni Sufi di salah satu lingkungan lama Baghdad mendapatkan namanya, Bab Al Sheikh, dari Sheikh Al Gailani. Itu dihormati oleh Sunni dan Syiah. Selain makam Syekh Al Gailani dan kedua putranya, kompleks Masjid terdiri dari Masjid dan Perpustakaan Qadiriya, yang menampung ribuan buku dan manuskrip langka dalam studi Islam.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan