FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Pengusaha dan YouTuber Taqy Malik dibuat kaget atas ulah netizen yang menodongnya untuk memberi pinjaman uang dalam jumlah yang besar.
Tak tanggung-tanggung nilainya uang yang diminta mencapai Rp120 juta. Padahal, sang hafiz Quran itu tak mengenal sama sekali dengan orang yang mengirimkan pesan atau direct message (DM) via Instagram tersebut.
Taqy menunjukkan bukti pesan dari seseorang bernama Arif yang diduga jadi korban ancaman debt collector pinjaman online.
“Assamualaikum bang, nama saya Arif saya asal Balikpapan, saya mau minta tolong kalau boleh dipinjam uang Rp120 juta,” tulis netizen itu.
Saking ngototnya, Arif mengaku siap menjual ginjal atau mata agar mendapat uang tersebut.
“Saya ayah anak tiga dan punya istri. Saya insyaAllah cicil perbulan Rp10 juta, saya takut dibunuh bang. Saya rela ngelakuin apa aja asal abang bisa bantu, atau saya jual ginjal atau mata saja bang, sekali lagi makasih bang,” jelasnya lagi.
Taqy pun tak habis pikir dengan ulah Arif. Dia menyebut netizen meminta-meminta bantuan via DM bukan hanya sekali ini saja.
“Lagi musim ngemis di sosmed ya? ngeri euy,” balas Taqy, Rabu (5/5/2021) via Instagram Story-nya.
Hanya saja, baru kali ini ada yang begitu berani meminta dalam jumlah besar. “Rp120 juta dikira kaya ngasih buat beli kacang,” tegas Taqy.
Diapun mengingatkan agar siapapun itu jangan memiliki mental meminta-minta.
“Maaf banget please jangan punya mental minta-minta di sosmed. Bukan gue enggak mau bantu. Tapi kalau diturutin, yang lain pada ikut-ikutan akhirnya jadi budaya baru,” jelasnya.
Taqy menjelaskan dalam Islam tidak diajarkan meminta-minta. Oleh karena itu, disarankan untuk tetap bekerja.
“Banyak yang DM ‘kasihan dia butuh duit’. Enggak begitu caranya akhi. Islam tidak diajarkan mental-mental pengemis seperti itu. Usaha dulu, cari kerjaan, maksimal mungkin ada usahanya,” tuturnya.
“Ingat masih banyak nikmat yang bisa kita syukuri,” sebutnya.
Taqy juga berharap netizen untuk tidak tergiur pinjaman online. Sebab, akibatnya sudah banyak terekspos. Jadi seharusnya sebisa mungkin untuk menghindari.
“Banyak juga yang korban pinjaman online. Kalian sudah tahu resikonya, kenapa kalian ambil,” pungkasnya. (pojoksatu/fajar)