Damkar Makassar Geram, Kebakaran Kerap Jadi Tontonan, Bukan Pertolongan

  • Bagikan
ILUSTRASI. Kebakaran

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Peristiwa kebakaran selalu menjadi pusat perhatian. Kerumunan pun tak terhindarkan dan kerap membuat akses petugas pemadam menuju ke titik api jadi terkendala.

Seperti peristiwa kebakaran yang terjadi di Jalan Tinumbu 149, Kecamatan Bontoala, Makassar, pada Minggu dini hari (9/5/2021).

Akses jalan yang sempit ditambah dengan kerumunan warga di lokasi kejadian, membuat petugas kewalahan. Tak sedikit warga yang hanya sekadar menonton di lokasi tanpa memberi pertolongan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Makassar, Hasanuddin mengatakan, mereka yang hanya sekadar menonton, justru hanya menambah kendala petugas untuk sampai ke titik api.

"Imbauan juga untuk warga kalau terjadi kebakaran. Kalau memang mau menolong, bukalah akses. Biarkan petugas Damkar yang bekerja. Kita terkendala. Begitu terjadi kebakaran. Niatnya mau membantu untuk padamkan," katanya kepada wartawan.

Pantauan di lokasi kebakaran saat itu, di sebuah gang sempit, puluhan warga tampak hanya asyik duduk sambil mengabadikan peristiwa itu ke ponsel miliknya.

Padahal, ada banyak warga sekitar yang bersusah payah membantu petugas. Namun justru mereka yang menggenggam ponsel, hanya menonton dan berpangku tangan saja.

Hasanuddin berharap, masyarakat bukan hanya sekadar menonton peristiwa kebakaran saja. Namun bisa membantu petugas memadamkan api yang dengan cepat menjalar ke rumah lain.

"28 petak rumah yang terbakar. Penyebabnya masih diselidiki. Api berhasil padam setelah 21 armada dikerahkan," katanya usai melakukan pemadaman.

Beruntung dalam peristiwa ini, tidak ada laporan korban jiwa. Baik dari warga sekitar maupun petugas yang melakukan pemadaman di kawasan padat penduduk, dan rumah yang terbakar terbuat dari kayu dan bahan mudah terbakar lainnya.

Berbagai cara dan alat juga digunakan oleh warga saat memadamkan api. Salah satunya menyiram pakai air comberan.

Cara itu terpaksa dilakukan agar petugas Damkar ikut terbantu untuk memadamkan api, yang tengah melalap belasan rumah di kawasan padat penduduk itu.

Tampak sejumlah warga saling bahu membahu mengambil air comberan itu memakai ember dan baskom, lalu berlari secepat mungkin menuju ke sumber api, meski di tengah kerumunan warga lain yang hanya sekadar menonton.

Mereka tak takut kotor dan bau karena bersentuhan langsung dengan air berwarna hitam pekat itu, asalkan si jago merah bisa cepat padam dan tidak menimbulkan korban jiwa. (Ishak/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan