Sosok AGH Sanusi Baco, Sempat Putus Sekolah

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Sulawesi Selatan, AGH Sanusi Baco, merupakan salah satu tokoh yang memiliki pengaruh besar selama hidupnya.

Dilansir dari garuda.ristekdikti.go.id/journal, dalam tulisan Abdul Kadir Ahmad yang berjudul "Pandangan Hidup K. H. M. Sanusi Baco" mendeskripsikan cukup detail biografi Sanusi Baco.

Sanusi, demikian panggilannya, lahir tanggal 3 April 1937 di Talawe, sebuah desa di Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Desa tersebut lebih populer dengan nama Panjallingang. Sanusi sendiri mengaku dirinya bukanlah turunan ulama.

Ayah dan kakeknya petani. Bedanya dengan petani lain bahwa keluarganya termasuk golongan muhibban yaitu orang-orang yang cinta ilmu dan cinta ulama. Karena itu. orang tuanya mengarahkannya ke (pendidikan) agama. Awalnya, agar semua anaknya pintar mengaji.

Sebagaimana anak-anak lainnya, usia lima tahun Sanusi dan saudara-saudaranya sudah harus belajar mengaji ke guru mengaji di kampungnya. Anak-anak mengaji secara tradisional di rumah guru sambil duduk bersila, yang dilakukan di sore hari.

Sanusi mengawali pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat (1945-1948) di desa kelahirannya. Waktu itu zaman pendudukan Jepang. Setelah tamat SR Sanusi melanjutkan pelajaran ke Vervolk School (WS) di Kota Maros, kemudian ia dikirim ke Makassar untuk belajar di Darud Dakwah Wal Irsyad di Galesong Baru.

Setahun di Makassar, ia dipanggil pulang karena adik perempuannya sakit yang tidak lama kemudian meninggal. Kepergian adiknya itu rupanya berpengaruh pada kondisi kesehatan ibunya yang akhirnya meninggal pada tahun yang sama. Waktu itu umur Sanusi baru 13 tahun. Ia terpaksa berhenti sekolah dan ikut membantu bapaknya bertani.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan