FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pantai Ancol seketika berubah menjadi lautan manusia pada libur lebaran, Jumat 14 Mei kemarin. Kisaran 39.000 pengunjung membeludak di destinasi wisata kebanggan warga ibukota tersebut.
Fenomena ini disinyalir sebagai buah dari kebijakan pelarangan mudik namun tempat wisata tetap diizinkan buka. Kerumunan wisatawan di Ancol dikhawatirkan bakal memicu terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19.
Seperti layaknya yang terjadi di India beberapa waktu lalu. Tsunami Covid-19 menerjang akibat dari tidak patuhnya warga terhadap protokol kesehatan.
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Abdul Muhaimin Iskandar, meminta Pemprov DKI lebih bijak dalam membuat sebuah kebijakan. Menurutnya, kebijakan membuka Pantai Ancol, jelas menimbulkan kerumunan yang sulit dikendalikan.
"Bagaimana orang mandi di pantai bisa menerapkan protokol kesehatan? Pakai masker juga tidak mungkin. Mau jaga jarak juga bagaimana caranya? Lihat saja berbagai gambar kerumunan yang terjadi di Ancol pada Jumat kemarin," ujar Gus AMI, sapaan akrabnya, Minggu (16/5/2021).
Ketua Tim Pengawasan Penanganan Bencana Covid-19 DPR ini meminta agar Pemprov DKI yang dikomandoi Anies Baswedan tidak membuat standar ganda dalam sebuah kebijakan.
Di satu sisi ziarah kubur yang menjadi ritual umat muslim saat Lebaran dilarang dengan alasan mencegah penularan Covid-19 karena terjadi kerumunan massa, namun di sisi lain wisata Ancol dibuka.
“Kalau hari (Sabtu) akhirnya ditutup, ya jangan penutupan sementara untuk hari ini saja. Keselamatan rakyat harus diprioritaskan. Jangan membuat kebijakan yang justru mengorbankan rakyat. Jangan sampai apa yang terjadi di India, terjadi pula di Indonesia akibat sebuah kebijakan yang tidak tepat," kata Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. (endra/fajar)