FAJAR.CO.ID, PAPUA -- Pada hari yang sama ketika dua prajurit TNI-AD gugur di Yahukimo (18/5), kelompok kriminal bersenjata di Papua juga beraksi di Pegunungan Bintang. Akibatnya, empat prajurit TNI-AD mengalami luka tembak sehingga harus dievakuasi ke Jayapura.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD menegaskan bahwa tindakan tegas terhadap kelompok yang telah dinyatakan sebagai teroris itu akan terus dilakukan. Sebab, kelompok tersebut terus mengganggu masyarakat Papua dan berusaha menggagalkan program pemerintah.
Dia memastikan TNI dan Polri yang bertugas mengejar KKB bertindak esktrahati-hati. Mereka fokus pada target. “Sehingga tidak menimbulkan korban dari warga sipil,” imbuhnya. Dibantu Badan Intelijen Negara (BIN) dan pemerintah daerah setempat, aparat gabungan sudah mengidentifikasi KKB.
Mahfud menyatakan, aparat keamanan sudah bisa memisahkan KKB dengan masyarakat sipil. ’’Cara memisahkan itu, artinya agar teroris (KKB) nggak menjadikan masyarakat atau warga sipil sebagai tameng. Kan mereka sering masuk ke masyarakat, bikin kekacauan, lalu masyarakat dijadikan tameng,’’ jelas Mahfud. Saat ini aparat gabungan juga sudah menguasai titik-titik yang biasa dijadikan basis KKB. ’’Sampai tadi malam (Selasa malam, Red), masih ada kontak senjata, masih ada korban,’’ lanjutnya.
Aksi-aksi KKB belakangan ini terus dicermati pemerintah. Tindakan khusus akan terus dilakukan untuk melumpuhkan KKB demi memproteksi masyarakat Papua.
Di luar itu, kebijakan umum terus dijalankan. “Pemerintah secara umum menggunakan pendekatan kesejahteraan, pendekatan damai, tanpa kekerasan, tanpa senjata,” tegasnya.
Kemarin (19/5) Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan rencana kunjungan ke Papua dan Papua Barat. Itu dilakukan setelah rencana aksi mendapat pengesahan dari Presiden Joko Widodo. ”Ini harus tuntas terlaksana sebelum periode pemerintahan berakhir,” ucapnya.
Ma’ruf menegaskan bahwa pembangunan di Papua bukan dengan pendekatan keamanan, melainkan pendekatan kesejahteraan. ”Keamanan ini untuk melindungi masyarakat,” bebernya.
Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan terhadap empat anggota TNI. Yang melakukan penyerangan merupakan TPNPB-OPM Komando Daerah Pertahanan (Kodap) Pegunungan Bintang. ”Pemimpinnya Lamek Taplo dengan 40 anggotanya,” jelasnya.
Di bagian lain, Polri kembali mendata jumlah anggota KKB. Beberapa pekan lalu, Satgas Nemangkawi memprediksi jumlah anggota KKB mencapai 70 orang. Kini, hitungannya mencapai 150 orang.
Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Ahmad Ramadhan menjelaskan, anggota KKB kurang lebih 150 orang. Jumlah itu merupakan anggota KKB yang militan. ”Belum diketahui kalau simpatisannya,” paparnya dalam konferensi pers di Mabes Polri kemarin.
Dia meyakini, jumlah simpatisannya bisa lebih banyak. Satgas Nemangkawi juga belum mengetahui persis. ”Yang militan itu ikut melakukan penyerangan bersenjata dan simpatisan tidak,” terangnya. (jpg/fajar)