Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan negara independen di masa depan.
Gencatan Senjata Israel dan Palestina
Sebelumnya, Hamas dan Palestina mulai memberlakukan gencatan senjata, mengakhiri 11 hari pertempuran kedua pihak yang telah menewaskan lebih dari 250 orang, sebagian besar di Gaza.
Warga Palestina tumpah ke jalan-jalan di Gaza tak lama setelah gencatan senjata dimulai, sementara Hamas memperingatkan mereka tetap berwaspada.
Baik Israel dan Hamas sama-sama mengeklaim kemenangan dalam konflik ini.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan gencatan senjata merupakan “peluang sesungguhnya” untuk mencapai kemajuan.
Tak lama setelah gencatan senjata berlaku pada pukul 02:00 pada Jumat (05:00 WIB), banyak warga turun ke jalan-jalan dengan mobil ataupun berjalan kaki untuk merayakan.
Di Gaza, pengemudi membunyikan klakson sementara pengeras suara dari masjid-masjid meneriakkan “kemenangan kelompok perlawanan.”
Militer Israel mengatakan mereka mencabut pembatasan darurat di seluruh wilayah.
Kabinet Israel membenarkan bahwa sudah dikeluarkan keputusan untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hamas.
Korban Terbanyak di Gaza
Pertempuran pecah pada 10 Mei lalu setelah ketegangan Israel-Palestina selama berminggu-minggu di daerah yang diduduki Yerusalem Timur, yang berujung pada bentrokan di Masjid al-Aqsa.
Hamas meluncurkan roket setelah memperingatkan Israel untuk menarik diri dari wilayah itu dan Israel membalas dengan serangan udara.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, sebanyak 243 orang meninggal termasuk lebih dari 100 anak-anak dan perempuan di Gaza.