FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Tewasnya dua remaja di kubangan air di Stadion Mattoanging, Kota Makassar rupanya sudah beberapa kali dilarang warga sekitar. Namun anak-anak di sana justru mengabaikan.
Daeng Bacce (56) misalnya. Dia sudah berulang-ulang kali melarang orang lain dan anak-anak agar tidak beraktivitas di kubangan sedalam empat meter itu. Namun apa yang ia ucapkan tidak didengar.
"Saya sudah sering melarang. Tapi justru saya dimaki. Bahkan saya juga sudah kasih turun (ke kubangan) oli bahkan kotoran manusia tapi tidak didengar," katanya, kepada wartawan, Minggu (23/5/2021).
Bahkan, pemasangan kawat berduri juga tidak membuat anak-anak di sana mengurungkan niatnya untuk berenang di kubangan itu. Papan bicara untuk tidak berenang pun diterobos.
"Intinya kami semua sudah melarang. Dan hingga akhirnya ada korban. Dua orang meninggal," tambahnya.
Sebelumnya, dua remaja ditemukan tewas di sebuah lubang bekas bongkaran bangunan Stadion Mattoangin, Makassar, Minggu pagi (23/5/2021) tadi.
Lokasi tersebut memang dijadikan sarana bermain anak-anak di sana, setelah pembangunan stadion kebanggaan orang Makassar itu tak kunjung dilanjutkan.
Lubang di sana pun terisi air hingga menjadi sebuah kolam sedalam empat meter. Akibatnya, anak-anak di sana pun menjadikan sarana bermain yang berujung pada hilangnya nyawa seseorang.
"Benar ada dua orang tenggelam di eks Stadion Mattoangin di kubangan bekas galian stadion. Tiga orang selamat dan dua meninggal," kata Kadis Damkar Makassar, Hasanuddin.
Mereka yang tewas tenggelam adalah anak berinisial AL (13) dan FJ (15). Sementara rekannya yang selamat berinisial RK (13). (ishak/fajar)