27 Kematian, Wiku Adisasmito Sampaikan Penjelasan Ini

  • Bagikan
Petugas memakamkan jenazah covid-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta, Sabtu (23/1/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka lahan baru untuk jenazah pasien Covid-19 di TPU Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Tercatat ada 27 kasus kematian yang diduga terkait vaksin Sinovac. Setelah diteliti, hal itu tidak terbukti. Dari 27 kematian tersebut, 10 kasus karena terinfeksi COVID-19. Kemudian 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Satu orang karena gangguan fungsi ginjal. Sedangkan dua orang lainnya karena penyakit diabetes melitus dan hipertensi.

“Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) menyataan ada 27 kasus kematian yang diduga terkait dengan vaksin Sinovac. Dari hasil investigasi, kematian tersebut tidak terkait vaksinasi,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Graha BNPB Jakarta, Selasa (25/5).

Dia mengingatkan tahapan pravaksinasi adalah tahapan yang krusial. Kkarena prinsipnya vaksin hanya bisa diberikan untuk individu yang sehat. “Tahapan ini diperlukan agar prosedur medis yang dilakukan dapat mencegah kejadian yang tak diinginkan,” papar Wiku.

Sebelum menerima vaksinasi, penerima vaksinasi berhak mendapatkan beberapa pelayanan. Seperti screening mengenai riwayat penyakit, kontak erat, perjalanan dan konsumsi obat.

Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan tanda vital. Seperti tekanan darah, komunikasi terkait vaksin dan penyediaan fasilitas yang memberikan kenyamanan kepada pasien. Misalnya bilik khusus bagi pasien berhijab maupun penyuntikan yang nyaman.

“Berbagai KIPI di lapangan menjadi evaluasi peningkatan kualitas pelayanan maupun pengikat bagi masyarakat untuk memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum menerima vaksin,” terang Wiku.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan