Tidak ada misi lain, selain program kemanusiaan. Itu yang dilakukan Nusantara Palestina Center (NPC).
Laporan: EDWARD ADE SAPUTRA
FAJAR.CO.ID -- Aktivitis kemanusiaan asal Maluku Utara, Abdillah Onim berangkat ke Palestina sebagai relawan sejak 2008 silam. Selama sepuluh pria yang akrab disapa Bang Onim ini menjadi kontributor untuk sejumlah media nasional di Indonesia.
Bang Onim melaporkan setiap kejadian di Gaza. Dari situ, ia mulai berpikir untuk membentuk NPC pada 2018 lalu. Semacam organisasi yang merangkul para pengusaha asal Indonesia sebagai donatur untuk menyelamatkan anak-anak yang menjadi korban perang di Palestina.
Donasi yang terkumpul menjadi sebuah taman kanak-kanak. Bang Onim memberi nama TK Nurani Indonesia. Sekolah itu sangat kental dengan nuansa Indonesia. Misalnya, DKI Jakarta, Kalimantan, dan Makassar. Anak-anak korban perang di Palestina sangat senang. Mereka bisa mendapatkan pendidikan layak di tengah perang yang belum usai.
Direktur Pelaksana NPC, Ihsan Zainuddin menceritakan hal tersebut ketika berkunjung ke Redaksi Harian FAJAR, Sabtu, 29 Mei. Ihsan memastikan bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh NPC tidak hanya fokus pada ketersediaan makanan dan pakaian untuk warga Palestina.
"Masalah pendidikan sering terabaikan. Makanya, donasi yang terkumpul digunakan untuk kebutuhan kegiatan belajar mengajar," terang Ihsan.
Program kemanuasian lain yang telah dilakukan NPC cukup banyak. Di antaranya, bantuan bahan makanan untuk para pasien di RS As Syifa Gaza City, santunan tunai bagi janda/keluarga fakir/korban perang, program hewan kurban, umrah plus Gaza, bantuan sembako, bantuan perlengkapan dapur, hingga bantuan kasur busa dan bantal. Juga ada baby kit dan kebutuhan ibu hamil, bantuan selimut hangat dan jaket, sunat massal gratis, program bantuan untuk bayi lahir kembar, serta distribusi satu juta liter air minum dan 500.000 roti sehat.