FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Sulawesi Selatan (Sulsel) pada bulan April 2021 mencapai US$ 108,64 Juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 4,44 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan Maret 2021 yang mencapai US$ 113,69 Juta.
"Ekspor bulan April mengalami penurunan sebesar 4,44 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan Maret 2021," terang Kepala BPS Sulsel, Suntono dilansir dari situs resmi BPS Sulsel, Senin (7/6/2021).
Sementara itu, lanjut Suntono, capaian April 2021 tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 108,40 Juta.
Lima komoditas utama yang diekspor pada April 2021 diantaranya adalah Nikel; Biji-bijian berminyak; Garam, belerang dan kapur; Ikan, Udang dan Hewan Air Tidak Bertulang Belakang Lainnya; serta Besi dan Baja.
Masing-masing dengan distribusi persentase sebesar 64,52 persen, 9,74 persen, 8,32 persen, 3,84 persen, dan 3,26 persen.
Lebih lanjut dijelaskan, sebagian besar ekspor pada bulan April 2021 ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Taiwan, Filipina, dan Australia, dengan proporsi masing-masing 69,15 persen, 20,27 persen, 2,62 persen, 2,58 persen, dan 1,97 persen.
Beralih ke impor. Menurut BPS, nilai Impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan April 2021 tercatat mencapai US$ 51,84 Juta.
"Angka ini mengalami penurunan sebesar 7,89 persen bila dibandingkan nilai impor bulan Maret 2021 yang mencapai US$ 56,28 juta," bebernya.
Sementara itu, capaian April 2021 tercatat juga mengalami penurunan sebesar 9,53 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 57,31 juta.
Lima kelompok komoditas utama yang diimpor pada bulan April 2021 yaitu Gula dan Kembang Gula; Ampas/Sisa Industri Makanan; Mesin-mesin/Pesawat Mekanik; Besi dan Baja dan Produk Keramik; dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 39,45 persen, 33,19 persen, 8,90 persen, 4,96 persen dan 3,96 persen.
"Sebagian besar impor pada bulan April 2021 didatangkan dari India, Amerika Serikat, Tiongkok, Thailand dan Korea Selatan dengan proporsi masing-masing 51,11 persen, 20,92 persen, 12,71 persen, 5,14 persen, dan 4,75 persen," pungkas Suntono. (endra/fajar)