FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Jelang pelaksanaan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XVI yang akan dihelat pada November tahun ini di Papua, atlet difabel asal Sulsel ramai-ramai pindah atau mutasi ke provinsi lain.
Kepindahan sejumlah atlet difabel Sulsel ini diduga karena adanya "penjualan" atlet oleh oknum tertentu. Hal ini dungkapkan Ketua terpilih National Paralympic Committee (NPC) Sulsel hasil Musyawarah Olahraga tingkat Provinsi (Musorprov) tahun 2019, Muhammad Sony Sandra, saat berkujung ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel, Rabu (9/7/2021).
Sony menjelaskan, "penjualan" atlet yang dimaksudnya adalah adanya dugaan kesepakatan pemotongan atau pengutipan dana yang akan dilakukan oleh Ketua NPC Sulsel yang yang tidak terpilih saat Musorprov NPC Sulsel tahun 2019 namun mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari PP NPC.
Modus yang dilakukan oleh oknum tersebut terhadap para atlet paralympic Sulsel, kata dia, berupa adanya perjanjian bahwa jika nanti para atlet paralympic Sulsel yang berprestasi di provinsi yang diwakili di Peparnas, maka bonus mereka akan dipotong.
"Ketua pilihan pusat itu ternyata "menjual" atlet keluar. Atlet yang mau pindah itu dikutip dana. Kemudian nanti setelah berprestasi dan mendapatkan bonus dari provinsi tempat mereka bertanding, itu akan dipotong," kata Sony.
Menurut Sony, sejauh ini ada sekitar 10 atlet paralympic Sulsel dari berbagai cabang yang mutasi sementara ke provinsi lain. Terbanyak ke Provinsi Papua. Masing-masing cabang atletik, renang, panahan, tenis meja, dan bulutangkis.