FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, semakin percaya diri menjadi figur yang bakal bertarung di Pilpres 2024 mendatang. Pamornya terus melesat dari hari ke hari. Sejumlah lembaga survei pun selalu menempatkan namanya di tiga besar top survei.
Pemilu 2024 adalah pertarungan baru. Tak ada lagi petahana. Siapa pun punya peluang kuat. Termasuk mantan Mendikbud itu.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Prof Sudirman Numba menilai, kinerja positif Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta tiga tahun terakhir akan menjadi kereta kencana baginya maju melenggang di gelanggang Pilpres.
Untuk menyempurnakan kepercayaan publik terhadapnya, Prof Sudirman yang juga Sekertaris DPD HKTI Provinsi Sulawesi Selatan itu mendorong Anies juga konsern terhadap sektor pertanian.
"Saya selain akademisi juga praktisi pertanian. Seperti kita tahu, negara ini basicnya pertanian. Terbukti di era pandemi hanya sektor pertanian yang menunjukkan pertumbuhan positif. Sektor ini menjadi penyelamat kita di masa krisis seperti ini. Kita masih mampu bertahan," tutur Prof Sudirman kepada fajar.co.id, Kamis (10/6/2021).
"Saya melihat di kepala Anies ada pemikiran terkait pembangunan sektor pertanian. Anies sadar di Jakarta tidak ada sawah, di sisi lain kebutuhan pangan di DKI cukup besar," lanjutnya, seraya menyinggung lawatan kerja Anies ke sejumlah daerah di Jawa Timur beberapa waktu yang lalu.
Sudirman melihat Anies dalam kunjungannya ke Cilacap dan wilayah lain di Jatim, memberi seruan untuk memotong mata rantai mafia agar petani tetap mendapat harga yang layak.
Anies, ungkap Sudirman, kemudian memerintahkan BUMD bekerjasama dengan kelompok tani. Perhatiannya terhadap petani cukup besar.
"Ini yang kemudian membuat saya 'jatuh cinta' kepada Anies," akunya kemudian tersenyum.
Karena dewasa ini, jika menyinggung soal golongan rakyat miskin, itu sejatinya kita tengah membicarakan petani dan nelayan.
Menurutnya, jika Anies berpikir demikian, Sudirman tidak ragu mengatakan bahwa Indonesia ke depan akan swasembada pangan. Karena besarnya perhatian pemerintah untuk lebih berpihak kepada petani.
"Saya optimis Anies konsisten terhadap apa yang dijanjikan dan yang dilakukannya," tegasnya.
Selama ini, katanya, muncul retorika anti beras impor. Bagaimana mungkin tidak impor jika tidak ada produksi. Memangnya masyarakat mau dibiarkan lapar?
Tapi ketika ada dorongan produksi dalam negeri, otomatis pemerintah tidak akan impor karena pangan dalam negeri mengalami surplus.
Sudirman juga berbicara prihal sosok Anies yang terbilang lengkap. Baik dari segi pengalaman, wawasan, pergaulan hingga pola pikirnya yang merepresentasikan nasionalis dan religius.
Katanya, Anies adalah paket komplit. Sepenglihatannya, dalam kepemimpinan Anies di DKI, semua golongan, ras, suku, dan agama dirangkul tanpa pandang bulu.
"Ia bahkan selalu berupaya mendekatkan rakyat kepada tuhannya. Ia selalu mendorong warganya untuk nyaman beribadah di rumah ibadahnya masing-masing," beber Sudirman lugas.
Lantas jika sudah dikategorikan paket komplit, sosok seperti apa yang ideal menjadi pendamping Anies di Pilpres?
Sudirman beranggapan, pendamping Anies di Pilpres tentu yang bisa menutupi kekurangannya. Anies butuh duet dengan sosok yang bisa membantu dia membangkitkan ekonomi, utamanya pasca pandemi Covid-19.
"Saat berduet dengan Sandi, pasangan ini cukup ideal. Mereka berbagi peran di kapasitasnya masing-masing. Anies tidak memperlakukan wakilnya sebagai ban serep. Termasuk dengan Riza Patria," nilainya.
Oleh sebab itu yang layak mendampingi adalah seorang ekonom atau ahli keuangan. Jika disimulasikan Anies-Sandi kembali berpaket, Sudirman menilainya masih realistis dan masuk akal.
Dikatakan, siapa pun wakilnya, sepanjang ia konsisten menjalankan pemerintahan pro rakyat, tentu ideal. Walaupun akan banyak pertimbangan nantinya
"Karena 2024 ini fokusnya pada pemulihan. Bukan hanya sektor ekonomi tapi juga sosial, budaya, dan lain-lain. Tapi memang tulang punggungnya adalah ekonomi," tutup Sudirman Numba.
Namun perlu dicatat, simpati masyarakat tentu akan terbelah pada figur lainnya yang juga punya elektabilitas tinggi.
Berdasarkan survei terakhir yang dirilis lembaga Parameter Politik Indonesia, Sabtu 5 Juni, Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih lebih diunggulkan di atas Anies yang bertengger di klasemen ketiga.
Elektabilitas Prabowo berada di rangking teratas dengan perolehan suara 18,3 persen, disusul oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 16,5 persen dan Anies Baswedan 15,1 persen. (endra/fajar)