FAJAR.CO.ID, PINRANG -- Kepala Disdukcapil Pinrang, Andi Askari, angkat bicara terkait isu tak sedap yang menimpa institusinya. Khususnya, terkait dugaan adanya pemangkasan dan SPPD fiktif.
Di Disdukcapil Pinrang, memang tercatat ada ratusan lebih pegawai. Jumlah honorer berkisar 80-an orang dan pegawai yang berstatus ASN ada sebanyak 35 orang.
Penelusuran FAJAR, hampir memang tiap hari terjadi perjalanan dinas. Khususnya dalam daerah. Mereka jemput bola. Untuk melakukan perekaman KTP kepada orang-orang disabilitas atau warga yang sakit dan tak bisa ke Disdukcapil.
Ada juga yang ke rumah sakit-rumah sakit. Ke tempat warga yang baru saja melahirkan. Untuk menjemput akta kelahiran. Agenda yang dihitung sebagai perjalanan dinas lainnya masih ada, semisal layanan keliling dan tanpa terkecuali perjalanan ke luar daerah untuk berkoordinasi dengan level pemerintah provinsi.
Kepala Disdukcapil Pinrang, Andi Askari, tak menampik bahwa memang instansinya memiliki mobilitas yang tinggi. Itu diklaimnya sebagai bagian dari program dengan maksud melayani kebutuhan masyarakat.
"Jadi semua SPPD itu ada tujuannya," bebernya, Jumat, 18 Juni 2021.
Andi Askari mengaku, pegawainya memang cukup banyak. Namun sekaligus berarti, akan sulit untuk memberikan kepuasaan atau ekspektasi yang sama untuk semua pegawai.
"Kalau soal ada yang dipangkas-pangkas SPPD-nya, sejauh ini saya belum dengar keluhan. Mereka (pegawai) pun semuanya menandatangani kwitansi untuk SPPD-nya. Kalau ada keluhan, pasti langsung kami tindak lanjuti," jelasnya.
Ia pun menepis, jika ada dugaan yang menyatakan kebanyakan SPPD di institusinya adalah fiktif. Andi Askari bahkan berani mempertanggungjawabkan itu dengan bukti yang konkret.
"Semua SPPD kami punya bukti dokumentasinya," jelasnya. (gsa)