FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Kopi Pattongko hadir diawali dengan pemikiran untuk menghasilkan produk berkualitas dari alam, sekaligus juga bisa memberdayakan petani setempat.
Tidak hanya membeli dan mengolah hasil pertanian, Kopi Pattongko membawa nilai untuk menyediakan kehidupan lebih baik kepada petani kebun kopi.
Kopi Pattongko memiliki tujuan mengekplorasi daerah dengan potensi pertanian yang baik dengan memberdayakan masyarakat lewat inovasi pertanian berkelanjutan.
"Kehadiran Kopi Pattongko yaitu tentang eksplorasi dan menemukan potensi melalui konsistensi menciptakan program pemberdayaan masyarakat mengenai rantai produksi, sistem kerja, hingga pelatihan pertanian yang bisa membantu mereka berkembang dan berkontribusi bersama dalam meningkatkan kesejahteraan petani," papar Ramly selaku penerima manfaat program pemberdayaan Kopi Pattongko dari Dompet Dhuafa Sulsel, Jumat (18/6/2021).
Saat ini pemberdayaan Kopi Pattongko telah menjangkau 2 kampung yaitu kampung Pattongko dan Kampung Lappara yang berada di Sinjai Tengah.
Menurut Ramly kehadiran pemberdayaan Kopi Pattongko selama 4 tahun dirasakan memberikan dampak positif bagi kehidupan petani terutama pada pola bertani.
Ramly bersama sahabatnya, Mail bercerita awal kehadiran mereka sulit diterima oleh petani setempat namun perlahan tapi pasti melalui pendekatan sosial dan personal akhirnya petani mulai terbuka dan mulai berbenah merawat kopi secara baik.
"Jika sebelumnya petani keliru cara bercocok tanam, kini mulai dibangun kesadarannya tentang budidaya dan pasca panen kopi yang baik dan benar. Petani diberikan edukasi cara penanaman, pemangkasan hingga pemetikan agar menghasilkan kopi arabika yang berkualitas," cetus Mail.
Salah satu yang menjadi fokus pada pemberdayaan Kopi Pattongko adalah proses pemetikan.
Ketika musim panen, pemetikan kopi tidak dilakukan secara serentak namun dilakukan secara selektif. Pemetikan dilakukan hanya pada buah yang telah berwarna merah penuh atau telah matang sempurna. Sisanya dibiarkan untuk pemetikan selanjutnya.
Selain itu dilakukan pemanenan dengan cara memungut buah kopi yang gugur berjatuhan di tanah karena sudah kelewat matang. Hal ini untuk menjaga kualitas pohon kopi dan biji kopi untuk panen selanjutnya.
Di perkebunan Kopi Pattongko, Ramly dan Mail tidak hanya memberdayakan pemilik kebun kopi namun juga juru petik.
"Juru petik ini dipekerjakan untuk memetik buah pilihan tersebut selama masa panen. Program pemberdayaan ini selain menyentuh petani pemilik kebun kopi juga membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat sebagai juru petik," bebernya.
Ramly dan Mail ingin membuat petani lebih sejahtera terutama petani pelosok di perkebunan Pattongko melalui pemberdayaan kopi yang mereka kerjakan.
Sejauh ini ada 10 kebun kopi yang tengah dirawat oleh Kopi Pattongko dan sekitar 10 penerima manfaat sebagai juru petik. Selanjutnya mereka ingin menjangkau lebih banyak lagi petani kopi baik itu pemilik kebun maupun mempekerjakan lebih banyak masyarakat.
Di samping itu, Ramly dan Mail juga mengajak para petani menjaga lingkungan dengan penggunaan pupuk organik.
Penggunaan pupuk organik dinilai lebih ramah lingkungan juga sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
"Penggunaan pupuk organik bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan kedepannya. Mimpi kami membuat Kopi Pattongko dikenal sebagai perkebunan kopi arabika terbaik di Indonesia," tuntas Ramly. (endra/fajar)