Bukan saja itu, Eko Kuntadhi juga menuding mereka yang terlibat dalam proyek animasi Nusa telah menggilas nilai-nilai keindonesiaan.
“Pakaian anak lelaki lebih sering jadi model pakaian bomber. Ketimbang pakaian anak-anak Indonesia. Iya. Tanpa sadar semua yg terlibat dalam proyek itu, sedang menggilas Keindonesiaan,” tuturnya.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), telah angkat bicara terkait film tersebut.
Komisioner KPAI, Retno Listyarti, mengatakan, dalam cuplikan trailer Film Nussa tidak ada hal seperti yang dituduhkan.
“Kalau melihat trailernya sih tidak ada ucapan atau kata-kata dalam dialog yang mengarah pada mengajarkan radikalisasi maupun anti keberagaman,” kata Retno belum lama ini.
Dia menilai, isu keberagaman yang dinilai pihak kontra dari segi pakaian pemeran utamanya yang menggunakan gamis dan adiknya yang mengenakan jilbab. Serta teman sekolah dan ibu Nussa yang juga menggunakan kerudung.
“Mungkin perlu didalami ke produser dan penulis skrip, apakah film ini memang segmen yang disasar adalah yang beragama Islam atau bagaimana. Karena kalau pesan moral film ini bagus untuk anak dan memunculkan karakter positif, maka seharusnya segmennya semua anak Indonesia, tanpa melihat agamanya,” terang Retno. (fin)