Sementara capres lainnya berjibaku dengan jabatan dengan rutinitas masing-masing, Anies akan bebas melakukan safari politik, melakukan dialog terbuka serta membumikan visi ke-Indonesiaan dan misi kerakyatan yang akan diusungnya.
Dikatakan, terdapat beberapa keunggulan Anies diperhadapkan dengan beberapa calon kuat presiden seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno.
Pertama, Anies sampai saat ini adalah satu-satunya bakal calon presiden yang merepresentasi segmen terbesar pemilih yang bersentuhan dengan isu keagamaan (nationalist-religious), sementara bakal calon presiden lainnya mewakili pemilih nasionalis-sekuler.
Semua bakal capres terkuat dari rilis berbagai lembaga survei nasional menempatkan Anies sebagai satu-satunya bakal calon yang dapat diidentikkan dengan nasionalis-religius. Artinya, peluang Anies akan sangat besar diusung sebagai capres.
Kedua, Sawedi melanjutkan, Anies satu-satunya bakal capres yang bukan kader partai. Tidak seperti Ganjar yang sudah kena semprot dari Puan Maharani karena dianggap terlalu berambisi jadi capres.
"Sedang Anies secara leluasa bergerak tanpa harus mendapat restu dari petinggi partai," tandasnya.
Ketiga, Anies memiliki potensi panggung yang lebih luas karena di samping predikatnya sebagai akademisi, Anies juga seorang birokrat, orator ulung dan pembicara yang hebat.
Anies dengan mudah memberi kuliah umum di universitas-universitas mengenai isu sosial politik kontemporer, berdialog dengan lapisan masyarakat tentang pemerintahan serta memberi inspirasi di depan anak-anak milenial mengenai tantangan masa depan.