FAJAR.CO.ID, JAKARTA--Terbang ke berbagai penjuru nusantara kini menjadi rutinitas Yulian Hadromi. Ia tak lagi di belakang meja seperti profesinya dahulu, bankir.
Terjun ke dunia birokrat, hal yang baru bagi alumni Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran pada tahun 1988 ini.
Sebelumnya,Yulian merupakan profesional di bidang perbankan dan bekerja lebih dari 20 tahun.
Sejak diamanahkan sebagai Asisten Staf Khusus Wapres RI, Ia harus turun dan melihat lebih dekat progres pembangunan infrastruktur.
Pria kelahiran Jakarta, 22 Nopember 1970 ini mengumpamakan amanah yang diembannya saat ini, yaitu kerja di ruang sempit dan ruang besar.
Dulunya, ia hanya memikirkan omzet dan bagaimana mencapai target. Sedangkan menjadi Asisten Staf Khusus Wapres RI di Bidang Infrastruktur mengharuskannya melihat dari dekat apa saja perkembangan proyek yang dikerjakan yang menjadi prioritas nasional saat ini.
"Fokus kami infrastruktur strategis nasional, seperti bendungan, tol atau lainnya yang memakai dana APBN bersifat strategis," ungkapnya saat kunjungannya di Sulsel.
Menurut Anggota Dewan Pengarah, Lembaga Sertifikasi Profesi Majelis Ulama Indonesia (LSP MUI) ini menjadi
Asisten Staf Khusus Wapres RI harus memikirkan banyak persoalan, baik ekonomi, sosial, agama, politik, dan lain-lainnya.
Yulian bersama kepala Staf Khusus Bidang Infastruktur Wapres RI Dr Sukriansyah S Latief sempat melihat dari dekat progres pembangunan Bendungan Pammuluku, di Takalar, Sulsel. Dari sanalah ia bersama tim akan bekerja menyusun laporan untuk tupoksi di Istana Wapres-RI.