Ia juga sebelumnya melihat dari dekat proyek strategis nasional lainnya seperti tol trans Sumatera dan infastruktur di Bali.
Awalnya, alumni S2 Washington College of Law, The American University, USA ini merasa canggung bergaul di lingkungan politik.
Namun, beber anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) ini, setelah hampir setahun berjalan sebagai Asisten Staf Khusus Wapres RI ia bertemu banyak orang dan pekerjaan ini, ternyata asyik.
"Kita seperti ujung tombak dan mata seorang kepala negara dan pemerintah. Apa yang kita dapat di lapangan itu yang dilaporkan detail untuk Pak Wapres RI selaku pembantu presiden. Jadi ini pekerjaan yang mesti memperhatikan hal-hal detail," beber mahasiswa Program Doktor, Universitas Pelita Harapan, Jakarta ini. (edi/fnn)