Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute, Ace Hasan Syadzily menjelaskan bahwa dengan diberlakukannya PPKM Darurat, maka pendidikan kali ini sepenuhnya dilaksanakan secara daring. Ia memastikan bahwa meski dilakukan secara daring, pendidikan ini tetap menarik bagi peserta.
“Maka sedianya yang akan diadakan di DPP Partai Golkar dan bersifat tatap muka tidak bisa kita laksanakan. Namun, atas arahan dari Ketua Dewan Pembina Golkar Institute tetap harus beraktifitas dengan memanfaatkan teknologi informasi tanpa mengurangi substansi dari tujuan penyelenggaraan kursus singkat untuk para pemimpin muda, maka acara ini tetap kami gelar dalam bentuk daring”, kata Ace.
“Bahwa acara ini diikuti nanti selama enam hari kedepan, akan diikuti 33 peserta yang telah melalui proses seleksi dari 140an peserta yang mendaftarkan. Kami melakukan seleksi secara ketat, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Terutama kita batasi kepesertaan ini kita batasi usianya 40 tahun, yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik dan yang paling penting adalah keinginan yang kuat untuk mengikuti acara ini”, lanjut Ace.
Ace menyebut acara Golkar Institute untuk angkatan II ini akan diisi oleh narasumber-narasumber yang memiliki reputasi baik nasional maupun internasional. Diantara narasumber yang hadir adalah Prof. Kishore Mahbubani dari Singapura, Prof. Eko Prasodjo, Prof. Hamdi Muluk, Menteri Perindustrian Dr. Agus Gumiwang, dan para Kepala Daerah serta para politisi senior.
Acara pembukaan pendidikan Golkar Institute juga dikemas dengan dialog publik dengan tema The World of Politics From the Perspective of Indonesian Youth. Dalam dialog ini hadir tiga narasumber, Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan, Philips J. Vermonte, Direktur Eksekutif CSIS dan Andhyta Firselly Utami, Co-Founder Think Policy Society.