Sehari 63 Pasien Covid-19 Meninggal Karena Oksigen Habis di RSUP Dr Sardjito

  • Bagikan
Ilustrasi tabung oksigen

“RS Wonosari saja bisa, sekelas Sardjito harusnya mampu. Dari segi anggaran insyaallah ada, kita anggarkan BTT. Secara aturan memungkinkan sekali karena ini keadaan darurat,” tegasnya.

Yazid telah memperingatkan jajaran Pemprov DIJ. Tepatnya saat rapat pembahasan APBD tiga pekan lalu.

Dia mengingatkan bahwa varian Delta telah masuk Jogjakarta. Sehingga potensi ledakan kasus Covid-19 bisa terjadi.

Sayangnya masukan dari DPRD DIJ ini ditanggapi dingin Pemprov DIJ. Hingga akhirnya ledakan kasus mulai terjadi sejak pertengahan Juni.

Penambahan pasien Covid-19 yang massif membuat ketersediaan oksigen di sejumlah rumah sakit menipis.

“Saya sudah ingatkan 3 Minggu lalu sebelum terjadi booming saat pembahasaan APBD. Bahwa varian baru (Delta) sudah masuk Jogja meski beliau menolak. Kita harus siapkan oksigen sebagai jaga-jaga. Ini paling penting urusan nyawa kemarin jangan sampai terjadi,” katanya.

Yazid turut menyoroti pengiriman oksigen. Pada awalnya dijanjikan oksigen bisa sampai tengah malam.

Sayangnya oksigen baru tiba sekitar 03.40 dan 04.45, Minggu dinir hari (4/7).

Truk pengirim baru melakukan pengisian di Tegal pada pukul 22.00 WIB. Suplai oksigen cair kiriman ini sebanyak 8 Ton.

Dia mengingatkan agar kondisi serupa tak terjadi. Pemerintah maupun manajemen RSUP dr Sardjito harus bergerak cepat. Terlebih angka pasien Covid-19 masih terus bertambah.

Yazid meyakini kondisi ini tak hanya terjadi di RSUP dr Sardjito.

“Ini anomali sesuatu hal yang belum pernah terjadi kematian yang cukup signifikan. Dalam posisi ini kan Sardjito belum mengakui kematian karena kekurangan oksigen,” ujarnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan