FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan mengancam produsen obat dan importir yang memainkan harga obat di situasi darurat akibat pandemi Covid-19 ini.
Luhut yang juga Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini mengaku geram dengan harga obat yang melambung tinggi tak terkendali hingga menyulitkan para korban virus Covid-19.
Pernyataan tersebut terlontar dari Luhut Panjaitan saat jumpa media dalam evaluasi PPKM Darurat Jawa dan Bali, secara virtual Senin malam (6/7).
Luhut menambahkan akan menjerat para pelaku atau perusahaan yang melanggar aturan dengan UU 2/2002 Pasal 84 dan pasal 93 UU 6/2018 tentang Kekarantiaan Kesehatan.
“Siapapun hari ini baik perusahaan ataupun perorangan yang menghalangi dan melanggar kebijakan PPKM Darurat ini agar dapat ditindak tegas oleh pihak terkait,” tegas Luhut Panjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu menegaskan, hari Rabu besok (7/7), tidak boleh lagi ada kelangkaan obat-obatan di pasaran, akibat permainan para produsen obat yang hendak meraup keuntungan di tengah situasi darurat ini.
“Kita jangan diatur oleh orang-orang yang serakah. Saya tekankan hal ini. Dan kita harus tindak tegas dan kita sudah peringatkan dan tidak mendengarkan peringatan kita, kita akan tindak tegas,” katanya.
Luhut menyiapkan skema baru untuk mendatangkan obat impor.
Guna mengantisipasi kelangkaan obat akibat banyaknya korban berjatuhan yang terpapar pandemi Covid-19.
“Dan ini tadi saya juga sudah mengantisipasi beberapa importir obat untuk kita bisa melakukan langsung dari pabriknya dan nanti izinnya kita urus. Pokoknya tidak boleh ada kelangkaan obat,” tegasnya.
Pihaknya menekankan kepada Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya untuk melakuukan tindakan tegas bagi para pelaku penimbun dan pemain harga obat-obatan ini.
Selain itu, Luhut juga mengimbau kepada para produsen obat maupun importir obat untuk tidak memainkan harga dalam situasi darurat Covid-19 ini.
“Sekali lagi saya imbau kepada Anda yang memproduksi obat atau yang importir obat untung kalian udah lebih dari untung selama satu setengah tahun ini,” jelasnya.
“Kantor saya itu, anak-anak muda itu menghitung untung Anda berapa besar, tapi sudah cukup, enough is enough,” tegasnya lagi.
“Dan sekali lagi saya kita tidak ingin diatur oleh orang-orang ini. Kita mementingkan kepentingan rakyat Indonesia, terutama orang-orang yang menderita akibat Covid 19 ini,” tutupnya. (ral/rmol/pojoksatu)