FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Lebaran Iduladha atau hari raya kurban sisa menghitung hari. Kesehatan hewan juga mesti diperhatikan. Tidak boleh sakit atau cacat.
Dinas Peternakan dan Perikanan (DP2) Kota Makassar sejauh ini telah memeriksa 2108 sapi dan kambing kurban. Hasilnya 292 di antaranya tidak layak potong. Rinciannya, 280 ekor sapi dan 12 ekor kambing.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DP2 Kota Makassar Herliyani mengatakan, ada beberapa faktor hewan tersebut tidak layak potong. Misalnya terdapat cacat di tubuh dan sakit, maupun umur hewan yang belum memenuhi syarat.
"Catatan kita itu yang tidak cukup umur sampai 235, sapi 225 dan kambing 10. Penyebab lainnya itu untuk sapi yaitu betina sebanyak 25, 16 ekor cacat mata katarak, 6 ekor scrotum tidak sempurna, 7 ekor pincang dan 1 ekor sakit," ujarnya, Kamis (15/7/2021).
Untuk kambing dari 12 ekor yang dilaporkan tidak layak, 10 ekor tidak cukup umur, 1 ekor scrotum tidak sempurna dan 1 ekor sakit.
Dia mengatakan telah memberikan seluruh hewan-hewan yang layak kartu kelayakan. Termasuk berkas kesehatan hewan juga telah dikantongi masing pedagang. Sementara jumlah sampel sudah sebanyak 180 slide.
Diketahui DP2 telah meresmikan pelepasan 150 tenaga kesehatan hewan yang terdiri dari dokter hewan hingga akademisi untuk memeriksa seluruh hewan kurban yang beredar di pasaran pada 7 Juli lalu.
"Jadi yang kita temukan layak sementara ini ada sebanyak 1677 ekor, sapi sebanyak 1633 dan kambing sebanyak 44 ekor. Sampai sekarang pemeriksaan masih terus berlanjut," ujarnya.
Erly mengaku belum menemukan adanya kendala berarti selama pemeriksaan. Hanya menyangkut penerapan protokol kesehatan.
"Kegiatan pemeriksaan hewan kurban berjalan lancar, hanya memang karena masa pandemi Covid-19 kegiatan di lapangan harus sesuai prokes baik kepada semua tim maupun kepada penjual hewan kurban," lanjutnya.
Hewan yang paling bermasalah kata dia banyak ditemukan di daerah Manggala dan Tamalanrea. Sehingga masyarakat diminta perlu lebih teliti utamanya untuk dua daerah ini.
Tim juha masih terus melakukan pemeriksaan, dan belum ada satupun kecamatan yang rampung.
"Belum ada rampung, karena masih ada menyisir tempat penjualan yang belum terjangkau. Namun untuk tim Rappocini, Mamajang dan Mariso sudah hampir selesai karena penjual hewan kurban yang tahun-tahun sebelumnya menjual di daerah di sekitar Hertasning Baru, untuk tahun ini banyak yang bergeser tempat penjualannya di Jalan Aroepala (Wilayah Gowa) sehingga tidak diperiksa," pungkasnya. (ikbal/fajar)