FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Surabaya enggan menyebut masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat diperpanjang. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut istilahnya dengan Instruksi Mendagri.
Meski beda istilah, wali kota memastikan Pemerintah Kota Surabaya dengan jajaran TNI/Polri akan terus bersinergi memutus mata rantai Covid-19. ”PPKM darurat ini kalimatnya bukan PPKM darurat lagi. Tapi Instruksi Mendagri. Karena itu, dalam waktu 1 minggu ke depan ini, kita sampaikan kepada seluruh pejabat pemkot. Kita juga akan menyediakan paket sembako yang akan turun,” ujar Eri pada Rabu (21/7).
Dia mengaku kondisi itu berat. ”Karena sebenarnya dengan kondisi begini berat. Saya sadari berat betul, kalau ada yang mengatakan gak berat, ga onok (tidak ada). Karena ekonomi tidak berjalan,” tambah dia.
Sehingga, menurut Eri, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dalam waktu seminggu terjadi penurunan, pada 26 Juli dilakukan relaksasi ekonomi. Warga Surabaya diminta untuk lebih keras dan berjuang selama sepekan ini.
Wali kota minta pejabat Pemkot Surabaya untuk turun gunung dan melakukan pengecekan menyeluruh.
”Ayo kurang seminggu ini, kita berjibaku, saling melengkapi. Saya sudah sampaikan kepada pejabat semuanya, turun, cek teman-teman sentra kuliner, PKL, warkop, semuanya, cek,” ujar Eri.
Bila ada pengusaha yang merupakan warga asli Surabaya, bantuan harus segera diberikan. ”Kalau itu memang punya warga Surabaya, ya kita akan bantu sembako. Sehingga untuk menunggu 1 minggu ke depan ini bisa turun. Sehingga bisa melakukan relaksasi 26 Juli atau akhir masa PPKM darurat. Seperti yang lalu-lalu, saya bisa buka mal, saya bisa buka sampai jam 10 malam untuk warkop,” terang Eri.
Bapak dua anak itu berharap relaksasi ekonomi bisa dijalankan. Akan tetapi, ketika kasus naik secara drastis, pemerintah pusat mengatakan darurat.
”Mau tidak mau kita tidak punya pilihan. Karena yang menentukan sudah Surabaya level 4 PPKM darurat, itu negara yang menentukan, bukan lagi wali kotanya. Itu sudah perintah,” ujar Eri.
Ditanya soal penanganan level 4 di Surabaya, wali kota menjelaskan, sama dengan Inmendagri. Misalnya, jam operasional hingga pukul 20.00 WIB, hingga dijalankannya prokes ketat. Dia mencontohkan tempat makan yang harus ketat terapkan prokes.
”Monggo semuanya yang berjualan bisa tetap jualan, tapi jangan makan di tempat. Terus pakai masker. Sehingga kalau sudah berkurang, minggu depan bisa melakukan relaksasi makan di tempat 30 persen Kalau ekonomi ingin jalan, angka sakit juga harus turun,” tegas Eri.
Menurut dia, presiden sudah menyampaikan secara humanis. Misalnya, bantuan ke masyarakat telah diberikan.
”Dan saya berharap 1 minggu ke depan, mohon doanya warga Surabaya dengan langkah kita, minggu depan perekonomian sudah harus bisa berjalan dengan relaksasi-relaksasi yang akan kita lakukan untuk seluruh usaha di Kota Surabaya,” ucap Eri. (jpg/fajar)