Lebih jauh, dalam artikelnya, HIVplusmag melansir bahwa vaksin COVID-19 tidak akan menyebabkan masalah dengan obat HIV (ARV) yang dikonsumsi.
Organisasi-organisasi HIV internasional pun telah melaporkan adanya kesalahan informasi yang sampai ke sebagian orang mengenai hal ini.
Dalam kekeliruan informasi itu disebutkan jika orang dengan HIV yang tengah menjalani ARV tidak boleh mendapatkan vaksin.
Hal tersebut tidak benar, justru sangat penting untuk tetap dalam terapi ARV saat sedang dan setelah divaksin. Sebagai tambahan, vaksin COVID-19 juga tidak memberikan pengaruh kepada orang dengan HIV yang sedang menjalankan terapi hormonal.
Berdasarkan isi dokumen rilisan UNAIDS tertanggal 12 Januari 2021 tentang Vaksin COVID-19 dan HIV, dinyatakan bahwa vaksin COVID-19 aman dan memberikan manfaat yang sama kepada semua orang, termasuk orang dengan HIV.
Tidak ada data yang menunjukkan kekhawatiran bahwa orang dengan HIV bisa mendapatkan risiko lebih besar terkait pemberian vaksin dibandingkan dengan populasi umum.
"Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi orang dengan HIV untuk tidak melakukan vaksinasi," tegas dokumen tersebut.
Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang dengan HIV. Diantaranya, orang dengan HIV harus tetap menjalankan terapi ARV yang efektif dan mempertahankan tindakan pencegahan COVID-19 menjaga jarak fisik, mencuci tangan, mengenakan masker dsb.
Selain itu perlu diingat, jika seseorang dengan HIV mengalami infeksi oportunistik, sebaiknya dikonsultasikan kembali dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi COVID-19. (dra/fajar)