Waspada! Sekum Muhammadiyah Sebut di Negeri Ini Banyak Politisi Ikan Lele, Maksudnya?

  • Bagikan
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyebut buruknya penanganan pandemi tidak hanya disebabkan oleh dampak sosial dan ekonomi semata, tapi juga oleh ‘politisi ikan lele’.

Menurut Mu’ti, istilah Politisi Ikan Lele adalah ungkapan yang dipinjamnya dari Buya Syafi’I Ma’arif untuk menunjuk pada mereka yang senang tampil memperkeruh suasana dan mengadu domba.

“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan dipolitisasi,” jelas Mu’ti dalam forum daring UM Gresik, Senin (2/8/2021).

“Politisi ikan lele itu adalah politisi yang semakin keruh airnya maka dia itu semakin menikmati kehidupannya sehingga karena itu sekarang ini banyak sekali orang yang berusaha memancing di air keruh dan banyak orang yang tidak sekadar memancing di air keruh tapi juga memperkeruh suasana,” tambahnya.

Umumnya, politisi ikan lele adalah mereka yang bersikap partisan dan menggunakan popularitasnya sebagai pendengung. Di setiap kelompok partisan, Mu’ti menengarai selalu ada beberapa orang yang mengambil peran sebagai politisi ikan lele.

"Keadaan yang serba sulit seperti sekarang ini ada kelompok-kelompok tertentu yang saya pinjam istilahnya Buya Syafii Ma’arif itu seperti politisi ikan lele,” terangnya.

Muhammadiyah sendiri menurut Mu’ti tidak ingin masyarakat Indonesia tereret arus oleh tindakan tidak bertanggungjawab para politisi ikan lele tersebut.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan