Jalan Religius ADS, Tak Pernah Lepas dari Tahajud
Perhatiannya kepada perkembangan olahraga tak pernah surut. Hingga di ujung usia, Andi Darussalam Tabusalla sangat mencintai dunia yang membesarkan namanya itu. Terutama sepak bola.
Ardiansyah Hendartin- Muh Saharuddin DM
Jl Hertasning
Andi Darussalam Tabusalla -ADS –sapannya lebih banyak menghabiskan waktu bersantai di rumah di Jl Hertasning. Dirinya selalu sigap ketika FAJAR selalu meminta pandangan soal sepak bola maupun perkembangan olahraga tanah air.
Pesan singkat yang dikirim via WhatsApp direpons dengan menelepon balik. Terakhir dia menganalisis final Euro 2020 timnas Inggris kontra Italia.
ADS tidak banyak menganalisa. Pemikirannya cukup sederhana. Dia menerka pemenang ditentukan lewat adu penalti. Dia berbicara dengan luapan penuh semangat. Begitu juga dengan stadion, ADS banyak memberi pandangan. Saat itu Kamis, 22 Juli 2021.
Lelaki kelahiran Surabaya 25 Agustus 1950 itu, berharap pembangunan Stadion Barombong dituntaskan dan Mattoanging dibangun dengan konsep kawasan olahraga terpadu.
"Kalau tetap mau bangun Mattoanging jadi stadion, sebaiknya pihak pengelola jalan-jalan ke luar negeri, harus melihat bagaimana manajemen pengelolaan stadion jika dibangun di tengah kota. Karena sekarang memang sudah tidak ada lagi itu stadion dalam negeri yang dibangun di tengah kota," tutur ADS kala itu.
Itulah menjadi perbincangan terakhir ADS dan pernyataannya itu menjadi headline di Harian FAJAR, edisi Jumat, 23 Juli 2021. FAJAR sempat ingin bertemu dan merekam aktivitas ADS di kediamannya dan pandangannya lebih jauh soal olahraga. Apalagi saat itu Indonesia tengah berjuang di Olimpiade Tokyo 2020.
Namun, karena pandemi janji itu belum ditunaikan. Hingga pada 3 Agustus, FAJAR kembali ingin meminta pandangan soal penampilan Indonesia di Olimpiade pada Selasa 3 Agustus. Namun tak ada respons.
Berita terbitan FAJAR soal kiprah Indonesia di olimpiade terbit tanpa analisis ADS. Sebelumnya pada beberapa hari terakhir ADS jarang memasang status yang berisikan pesan religius. Barulah kabar itu datang jika ADS tengah kritis.
Kabar duka itu pun datang, dini hari tepat 17 Agustus 2021. Tokoh olahraga fenomenal itu berpulang. Sosok yang mampu membuat lambang Garuda mampu tampil bagus di Piala Asia 2007.
ADS yang kala itu manajer timnas mampu membuat skuad timnas yang mumpuni sehingga membuat tim sekelas Korea Selatan dan Arab Saudi kepayahan. Serta membuat Bahrain harus mengakui kemenangan Syamsul Haeruddin dan kawan-kawan dengan kunggulan, 2-1.
Devo Khadafi anak dari ADS coba untuk tabah. Dirinya mencoba tenang dan menyambut pelayat yang datang ke rumah duka di Jl Hertasning.
"Bapak pergi dengan tenang. Kami bersyukur di saat terakhir semua keluarga hadir menemani bapak dan sempat mengucap lafaz la ilaha illallah di telinganya," ucap Devo yang juga Ketua PBSI Sulsel.
Tiga tahun terakhir ADS memilih menepi dari hiruk-pikuk dunia olaharaga. Terakhir, namanya jadi pusat perhatian ketika kasus mafia bola merebak.
Setelahnya namanya kini jarang didengar. Devo berkata, ADS lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. "Bapak lebih banyak meluangkan waktu untuk beribadah. Tidak ada waktu baginya untuk tidak beribadah," ucap dia.
Saat orang terlelap, kata Devo, almarhum sudah bangun sekitar pukul 02.00 Wita dini hari melaksanakan salat tahajud. Matanya terus terjaga hingga azan subuh berkumandang. "Sudah salat tahajud lanjut mengaji sampai subuh. Setelah itu baru keluar jalan-jalan," kenang Devo.
Dunia spiritual sungguh lekat bagi ADS saat usianya makin senja. Dirinya bahkan sempat menerbitkan sebuah buku "Aku dan Tuhanku". Devo berkata ADS jadi pribadi religius dan tahajud hampir tidak pernah dia tinggalkan.
"Bapak tahu mungkin dia banyak salah. Bapak tiga tahun ini makin rajin ibadah. Banyak mengirim pesan-pesan nasihat agama. Kita bisa lihat di status WhatsApp-nya bapak," ucap Devo yang juga ASN Pemprov Sulsel.
Devo juga mengaku tidak mendapat firasat apa-apa. Apalagi ADS memang kerap keluar masuk rumah sakit. Dan selalu pulang dengan kondisi sehat. Bahkan saat sakit kemarin, ADS berangkat dengan mobil pribadi menunju RS Grestelina tanpa perlu bantuan.
"Bapak sempat divonis Covid-19. Namun setelah swab test dua kali berturut-turut hasilnya sudah negatif," terang Devo.
Tiga hari terakhir kondisi ADS memburuk. Dia pun dipindahkan dari Grestelina ke RSWS. "Karena pendemi ada pembatasan jumlah pembesuk, kami bahkan tidur di sekitar parkiran," ucap Devo.
Devo bersyukur, ADS pulang ke pangkuan ilahi dengan damai. Tahajud, zikir, dan lantunan Al-Qur'an rupanya mengundang rasa rindu sang pencipta untuk lebih cepat memanggilnya.
Kerabat, tokoh dan orang-orang yang mengenal baik sosok almarhum pun sudah ramai memenuhi kediaman yang terletak di poros Jl. Hertasning.
Ada Rektor UNM Prof Husain Syam, Bupati Gowa dua periode, Adnan Purichta Ichsan, Ustadz Das'ad Latif, dan Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Sebelum almarhum di salatkan di Masjid HM Asyik, Jl. A.P. Pettterani dan dikebumikan tepat di samping kuburan Ichsan Yasin Limpo. Keluarga yang ditinggalkan terlebih dahulu menunggu Menteri Pertanian itu.
SYL tiba bersama rombongan lainnya. Rupanya, eks gubernur Sulsel dua periode itu, masih terlihat menggunakan pakaian khas adat Sulsel, yang dikenakan pas upacara kemerdekaan.
SYL bercerita kala almarhum telah dimakamkan di TPU Islam Paropo, Panaikang. Ia berkata sosok almarhum adalah tokoh di mana pun ia berada pada setiap jenjang perjalanan hidupnya. Tokoh yang dikenal.
"Pesan WhatsApp terus mengalir untuk almarhum. Ada dari jenderal Luhut dan beberapa Jenderal lain. Penyampaian salam dari Pak Pramono mewakili teman-teman di kabinet. Begitu juga salam dari Pak Aburizal dan Pak Surya Paloh. Itu tandanya seluruh Indonesia pernah ditapaki oleh beliau," kata Syahrul Yasin Limpo.
Dari itu, tentu banyak yang dibuat sebagai amal. Tetapi, sebagai manusia ia hanya sebagai titik yang tentu terkadang terselip akan salah, ceroboh, khilaf. Sebagai sebuah perjalanan manusia yang tentu pasti ada salahnya. Jangankan dengan orang luar, anak-anaknya dan keluarganya pun ada. Itulah tandanya manusia.
"Izinkan saya atas nama istri, anak-anak almarhum dan kita semua. Memaafkan semua salah, dosa almarhum dan saya yakin dengan segala ketenangan, beliau tentu akan merasa tenang di sana," tutur Menteri Pertanian itu. (*)