Menurut Komut, seluruh komisaris juga melihat bahwa mulai dari direksi sampai kepada anak-anak perusahaan memperlihatkan sebuah kesediaan untuk menerima perubahan yang bersifat fundamental, yaitu munculnya Pelindo Raya. “Di mana kita akan menjadi bagian dari Pelindo Raya itu, ketika kemudian integrasi telah dilaksanakan. Kita akan memasuki sebuah sejarah baru, yaitu dengan integrasi ini akan muncul sebuah hal yang sangat baru, yang belum pernah kita alami sebelumnya. Jadi kita akan bekerja dengan pola yang jauh lebih luas.”
“Tadi juga sudah disampaikan oleh Dirut Pelindo IV bahwa telah disiapkan model bisnis baru untuk kemudian menjadi atau didorong atau ditarik ke dalam sebuah proses integrasi yang lebih besar. Tetapi harap kita ketahui bahwa ketika kita terintegrasi, maka sifat dari regional pace itu telah hilang dan muncul pada suatu tahap yang kita sebut dengan nasional pace,” terang Fachry.
“Nah, sebagai akibatnya kita memang memasuki kepada sebuah sistem kerja baru yang belum pernah kita alami. Tentu pada kadar kadar tertentu, pada tingkat direksi, mereka sudah pernah mengalami. Misalnya Dirut Pelindo IV sekarang ini memang berasal dari Pelindo IV tapi pernah bertugas di Pelindo lainnya. Begitu juga anggota direksi yang lainnya. Tetapi secara keseluruhan, insan insan di Pelindo IV masih bekerja dengan paradigma regional pace, belum bersifat nasional pace. Inilah suatu kesempatan yang disodorkan oleh sejarah bahwa kita mau tidak mau akan lebih berpikir sejarah baru dan kita harus menyiapkan diri untuk mengalami atau masuk ke dalam proses vertikal atau ke atas tapi sekaligus mobilitas yang bersifat horisontal.”