“Pada akhirnya, pertumbuhan Indonesia bisa berkualitas apabila SDM-nya juga berkualitas, karena salah satu ciri negara maju adalah semakin meningkatnya kualitas SDM,” pungkas Adi Mahfudz.
Hal senada disampaikan Ketua Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial APINDO Harijanto.
Harijanto memberikan apresiasi atas perjalanan Program Kartu Prakerja yang telah menghasilkan banyak dampak positif melalui berbagai survei, serta mendapat pengakuan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai contoh best practice dalam mengelola suatu program besar dengan lingkup 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan meminimalisir banyak persoalan. KPK pun merekomendasikan Program Kartu Prakerja dapat menjadi pilot project bagi program-program lainnya.
Harijanto berharap peningkatan kualitas SDM melalui Program Kartu Prakerja bisa membantu angkatan kerja mencapai pekerjaan dan wirausaha yang layak, terutama saat investasi dunia bisa kembali masuk ke Indonesia pasca pandemi.
“Seluruh jajaran APINDO siap melakukan sosialisasi pada anggota kami, agar Program Kartu Prakerja dapat berjalan efektif 5 tahun mendatang,” kata Harijanto.
Hingga pertengahan 2021, Program Kartu Prakerja sudah menjangkau 8.281.935 orang penerima manfaat dari Gelombang 1 hingga Gelombang 17.
Hasil survei terbaru Ipsos, sebuah lembaga riset global dari Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa 53 persen masyarakat Indonesia mengaku puas dengan bantuan dari pemerintah selama pandemi Covid-19. Dari berbagai program bantuan yang diberikan pemerintah, ada tiga program bantuan yang paling banyak didapatkan masyarakat, yakni Program Kartu Prakerja dengan persentase 24 persen, subsidi listrik 19 persen, dan subsidi kuota internet pada sektor pendidikan sebesar 18 persen. (fin)