Tak hanya itu, dia juga berganti agama dan menjadi misionaris di desanya. Pada 2003, Kosman diinterogasi oleh masyarakat dan tokoh agama.
"Saat itu diminta hengkang dari Desa Limusgede, setelah diusir,” ucap Asep.
Ternyata Kosman hijrah ke Banjar.
Menurut Asep, kawannya itu setelah diusir justru mengaku sudah menjadi pengacara. "Di juga sempat menghubungi kami, kalau ada masalah atau apa pun, dia siap menolong,” kata Asep.
Pada tahun 2007, Kosman pindah ke Bekasi. Namun, komunikasinya dengan Asep berlanjut. ”Sampai saat ini, dia masih punya tanah di sini yang diurus oleh adiknya," tutur Asep.
Namun, ada hal selain pemikiran Kosman yang membuat warga curiga.
Menurut Asep, warga yang menggarap kebun milik Kosman diberi upah lebih besar. ”Upahnya biasa Rp 80 ribu, jadi Rp 100 ribu. (Penggarap) dikasih makanan sama mi instan, takutnya ada tujuan tertentu," ungkap Asep. S
Sebenarnya bukan hanya Kosman yang pernah bermasalah dengan warga Desa Limusgede. Ayahnya pun pernah diusir dari desa itu. "Dahulu, kan, bapak saya juga jadi kepala desa di sini. Dia juga bercerita bahwa bapaknya (Kosman) itu bermasalah soal meteran listrik dengan masyarakat,” kata Asep.
Lebih lanjut Asep mengatakan bahwa dua anak Kosman kini tinggal terpisah. Satu anak tinggal di Sidareja, Jawa Tengah, sedangkan seorang lagi ikut Kosman. ”Kalau yang di Sidareja kayaknya tidak terpengaruh oleh ayahnya, " ucap Asep.
Salah seorang warga Dusun Burujul, Erum (56) mengatakan bahwa Kosman menjadi lebih bersih dan putih setelah tinggal di Kota. "Beda saat tinggal di kampung" ujarnya.