FAJAR.CO.ID, MAKASSAR --Persaingan pada Pilrek Unhas bakal seru. Terutama untuk figur dari Fakultas Kedokteran (FK).
Pendaftaran bakal calon (balon) rektor Unhas resmi ditutup. Namun, banyaknya balon rektor yang mendaftar menjadi catatan tersendiri.
Bahkan menjadi sejarah bagi Unhas yang mencatat delapan guru besar merebutkan kursi rektor periode 2022-2026.
Banyaknya calon, tidak hanya terbagi ke perwakilan fakultas. Bahkan ada fakultas yang mengirim kader lebih dari satu. Seperti dari basis agro complex dan medical complex.
Kader-kader dari basis ini mendapatkan porsi lebih. Lebih dari satu malahan. Spirit memajukan Unhas tentunya jadi alasan.
Beberapa pengamat politik dan dosen Unhas sendiri melihat ada potensi lain. Ialah, pecahnya dukungan atau pun suara. Hal ini tentu dapat berimbas pada masing-masing calon.
Meski sekat-sekat egosentrisme fakultas mulai terkikis, faktanya sudah jadi rahasia umum bahwa "tradisi" itu masih berakar kuat hingga kelas akademik.
Kemungkinan itu bakal bergesekan di antara dua calon kader Fakultas Kedokteran, Prof Budu dan Prof Abdul Kadir. Nah, dukungan itu pun diduga seimbang, atau mendahulukan sosok yang dinilai lebih ideal.
Pengamat Politik Unhas Lukman Irwan menuturkan potensi perpecahan itu. "Suara senat kedokteran pasti ada afiliasi dukungan kepada person tertentu, di antara dua calon dari medical complex," urainya, Minggu, 29 Agustus.
"Tapi, kemudian kalau dilihat dari capaian leadership saat ini, maka capaian fakultas kedokteran saat ini luar biasa di tangan dekan sekarang," sambung Irwan.
Budu, kata Irwan, mendapat nilai tersendiri, apalagi rekam jejak, kinerja, dan kualitasnya bisa menjadi kekuatan dan seorang yang diperhitungkan.
Pengamat Politik Unhas lainnya, Arief Wicaksono mengatakan kemungkinan pecah suara pada Pilrek Unhas berpotensi terjadi. Apalagi, kader-kader dari basis kedokteran dan agro complex memiliki lebih dari satu calon.
"Bisa jadi. Tapi, kan, sekali lagi pemilihan rektor berbeda dengan Pilkada. Jadi walaupun perwakilan dari kedokteran, misalnya, lebih dari satu, itu saya pikir tidak berpengaruh," ungkap Arief yang tergabung di IKA Unhas ini.
Tokoh Pusat
Dosen FISIP Unhas, Prof Deddy T Tikson mengungkapkan, selama dirinya di Unhas, pendaftaran balon rektor pada periode saat ini merupakan calon terbanyak.
Ia mengaku tidak bisa berspekulasi lebih perihal Pilrek ini, apalagi pemilihan rektor melibatkan MWA, juga suara menteri.
"Saya tidak bisa berspekulasi menteri mau ke mana suaranya. Cuma di kalangan Unhas sendiri sekarang ini, pengaruh kedokteran Unhas punya pengaruh banyak. Tapi, kelihatannya kedokteran terpecah karena ada dua calon di sana," kata Deddy.
"Ini dia, saya tidak tahu apakah menteri akan condong ke pejabat Dirjen atau bagaimana. Karena kalau calon yang lain, ya, mengharapkan suara MWA. Terus terang saya tidak tahu bagaimana kira-kira," tambahnya.
Meski begitu ia menekankan, suara menteri sangat berpengaruh karena pengalaman yang lalu-lalu.
"Bahkan waktu pemilihan saat PTNBH Prof Dwia menang itu suara menteri langsung sama dia semua. Nah, sekarang calonnya delapan, tidak mungkin suara menteri dibagi delapan," urai Deddy.
Kalau dilihat dari sisi pengaruh politik, akan besar mengarah kepada Kadir. "Ia memiliki agen-agen di Jakarta yang bakal mempengaruhi menteri, toh," ungkap Deddy yang juga pernah menjadi panitia pemilihan rektor Unhas era Prof Dwia.
Menyinggung poling yang belakangan beredar, ia bilang, jika tidak ada Kadir, maka Budu akan paling populer.
"Nah, popularitas Prof Kadir ini karena orang terpengaruh kariernya di Kementrian. Jadi bisa saja ada faktor X yang mempengaruhi poling ke dia," terangnya.
Tiga Besar
Delapan kandidat memiliki peluang masing-masing mendapatkan suara di senat. Sebab, total anggota senat yang akan memilih nanti berjumlah 82 orang.
Dari data Panitia Pemilihan Rektor (P2R) disebutkan bahwa setiap fakultas ada perwakilan di senat. Kemudian bisa dilihat ada berapa suara masing-masing dibagi per kompleksnya.
Staf Sekretariat Senat Akademik Unhas Andi Tenri Famaury mengatakan total di Unhas ada 15 Fakultas. Masing-masing memiliki 5 suara di senat akademik.
Akan tetapi, khusus untuk Fakultas Keperawatan, hanya ada dua kuota atau dua suara karena masih termasuk fakultas baru. Sehingga jika dihitung, total suara dari fakultas berjumlah 72 suara.
"Jadi 82 suara disenat sudah diketahui kalau 72 suara sudah ada dari fakultas masing-masing. Kemudian sisanya ada suara rektor, wakil rektor, dan direktur kampus," ucapnya. (bus-wis)