FAJAR.CO.ID, MALAYSIA -- Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob harus melewatkan momen istimewa. Yakni, pelantikan jajaran menteri kabinetnya pada Senin (30/8). Tokoh Partai UMNO itu harus menjalani isolasi mandiri. Dia kontak dengan seseorang yang dinyatakan positif Covid-19.
’’Karena itu, PM tidak akan menghadiri upacara penunjukan dan pengambilan sumpah para menteri dan wakilnya di hadapan Yang Mulia Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah Ahmad Shah sore ini (kemarin, Red),’’ bunyi pernyataan kantor PM (PMO) seperti dikutip Malay Mail.
Tidak dijelaskan secara detail identitas pasien Covid-19 yang kontak dengan Ismail. PM ke-9 Malaysia itu juga tidak bisa menghadiri perayaan peringatan Hari Kebangsaan Malaysia atau hari kemerdekaan hari ini secara langsung di Dataran Pahlawan Negara, Putrajaya. Ismail bakal mengikuti rangkaian acara secara virtual.
Ismail berhasil menjadi PM setelah pendahulunya, Muhyiddin Yassin, gagal mendapatkan dukungan mayoritas dari parlemen. Politikus 61 tahun itu berhasil mengembalikan kejayaan UMNO. Sejak Malaysia merdeka, UMNO selalu berkuasa dan kadernya menjadi PM. Mereka terguling untuk kali pertama di Pemilu 2018.
Di sisi lain, banyak pengamat yang skeptis dengan kabinet yang disusun Ismail. Sebab, mayoritas nama yang masuk didominasi para pejabat di pemerintahan sebelumnya. Ada kekhawatiran bahwa kabinet baru itu mengulang kegagalan rezim Muhyiddin dalam menanggulangi pandemi. Saat ini kasus penularan baru di Malaysia bisa mencapai 20 ribu per hari.
Total, ada 31 menteri dan 38 wakil menteri yang diambil sumpahnya. Tidak ada wakil PM. Sebagai gantinya, Ismail menunjuk empat orang sebagai menteri senior. Jabatan menteri senior itu dulu dibuat Muhyiddin untuk menjaga agar faksi-faksi di pemerintahannya yang mayoritas Melayu senang karena dapat bagian kursi.
Tak semua menteri dikritik. Penduduk memuji pengangkatan Khairy Jamaluddin sebagai menteri kesehatan yang baru. Dia sebelumnya menjabat menteri ilmu pengetahuan dan bertanggung jawab atas program vaksinasi. Terlepas dari masih tingginya kasus baru, program vaksinasi di Malaysia dianggap berhasil. Sebanyak 62 persen penduduk dewasa di Malaysia sudah divaksin lengkap. (sha/c14/bay/jpg/fajar)