Peluang Pembelajaran Tatap Muka Bak Oase Segar Bagi para Siswa

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyebut sekolah yang berada di wilayah Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1-3 diizinkan untuk menggelar PTM.

“Alasannya, kita tidak bisa terus menunggu hingga pandemi Covid-19 ini tidak ada, walaupun angka-angka kasusnya sudah mulai turun di Indonesia. Tetapi pandemi ini tentunya akan menjadi suatu hal yang berkelanjutan. Insyaallah tidak akan ada seperti varian delta lagi, tetapi tetap saja kita tidak bisa terus menunda pembelajaran tatap muka,” kata Nadiem Makarim dalam “30 Minutes with Mendikbudristek”, belum lama ini.

Peluang pembelajaran tatap muka ini memang bak menjadi oase segar bagi para siswa, yang memang sudah lama ‘merindukan’ hal tersebut. Bukan apa-apa, pembelajaran jarak jauh alias PJJ, memang masih menyimpan banyak kendala.

Para siswa SMA di Makassar juga menginginkan agar pembelajaran tatap muka segera dilaksanakan, karena merasa jenuh dan bosan mengikuti pembelajaran di sekolah yang selama ini digelar secara online.

Fadhel Ahmad, Siswa MAN 2 Makassar mengaku merasa bosan mengikuti pembelajaran secara online terus menerus sehingga berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir dan para siswa dapat segera melakukan pembelajaran tatap muka.

“Harapannya tidak ada corona lagi. Kemudian, segera dibuka pembelajaran tatap muka karena bosan online terus,” kata Fadhel Ahmad, siswa MAN 2 Makassar, yang tarletak di Jl AP Pettarani Nomor 1 Makassar.

Pelajar lainnnya, Tamara juga merasa jenuh lantaran pembelajaran di sekolah dilakukan secara online. Ia berharap, pembelajaran tatap muka segera dapat dilakukan.

Kesulitan dalam PJJ juga dirasakan para orang tua siswa.

Irma Aryani (42), salah satu orangtua siswa di Sulsel menyatakan semula sempat gamang, bingung dengan ramainya pembicaraan di medsos yang mengatakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali dialihkan ke PJJ.

“Saya bingung, juga kasihan anak-anak yang begitu bersemangat masuk sekolah, baru merasakan masuk satu hari ternyata sudah harus kembali sekolah dengan sistem daring. Tapi ya bagaimana lagi pasrah, meski jengkel juga lantaran anak-anak baru sekali masuk sekolah tidak bisa sekolah tatap muka,’’ ungkap Irma.

Mungkin apa yang dirasakan Irma juga dirasakan oleh para orang tua murid se – Makassar. Hal itu bisa dimaklumi sangat banyak keterbatasan jika sekolah yang selama ini dilakukan secara daring.

“Meski harus mengeluarkan biaya beli seragam, sepatu dan keperluan lain untuk sekolah, saya tetap ingin sekolah bisa masuk tatap muka. Tapi bagaimana lagi, harapannya supaya Blora bisa kembali masuk level 3, syukur bisa level 2 sehingga anak-anak bisa sekolah lagi,” imbuh Irma.

Aydin khalfani, siswa SMP 13 Makassar Sulsel mengaku sangat rindu bertemu teman sekolah. Selama pandemi dia hanya melihat teman melalui layar dan tak pernah bersua.

“Wajahnya saja kita kenal. Tidak pernah ketemuan, padahal sudah hampir dua tahun, kata murid kelas 2 ini. (*/fnn)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan