Wawan, nama panggilan wakil bupati itu, bertekad tidak akan mencabut pengaduan polisinya. Pun seandainya partainya, PDIPerjuangan, memintanya.
Wawan sudah aktif di partai itu sejak masih SMA: SMPP Bojonegoro. Kala itu ia jadi salah satu penggerak posko Gotong Royong di Bojonegoro. Di depan rumahnya sendiri -rumah bapaknyaia bangun pos warna merah itu. Padahal bapaknya itu bendahara Golkar. Hanya saja sang ayah aslinya memang anggota PNI-Partai Nasional Indonesia yang didirikan ole Bung Karno.
Karir politik Wawan dibangun dari posko Gotong Royong itu. Lalu jadi caleg: terpilih.
Wawan lantas menjadi ketua DPC PDIPerjuangan Bojonegoro. Sampai tiga periode. Juga menjadi anggota DPRD Bojonegoro tiga periode.
Wawan pernah menjadi ketua balap motor off road. Saya lihat di Instagramnya: lagi mejeng bersama penyanyi rock Nicky Astria-ketika duaduanya masih culun.
Begitu terpilih jadi wakil bupati, tiba saatnya harus diselenggarakan Konfercab PDIPerjuangan. Rupanya Wawan tidak dikehendaki lagi menjadi ketua partai. “Ada kekuatan ajaib yang tidak menghendaki saya dipilih lagi,” ujar Wawan suatu waktu.
Tapi anak-anak cabang masih menghendakinya. Riuh. Jadi berita di media lokal.
Konfercab itu diadakan juga. Tapi di Surabaya. Di sebuah hotel di Jalan Embong Malang. Dimunculkanlah seorang anggota DPR dari PDIPerjuangan sebagai calon ketua baru. Ia bukan orang Bojonegoro tapi dapil-nya Tuban, Bojonegoro. Ribut. Sampai ada kursi yang pindah tempat. Jadi berita besar di media lokal.
Sekian waktu kemudian Konfercab diulangi lagi. Juga di Surabaya. Kali ini di kantor DPD PDIPerjuangan Jatim. Sang anggota DPR terpilih. Wawan tersisih. Jadi pengurus biasa pun tidak.