Mantan Menteri BUMN ini mengatakan, konten yang dibuat Arief banyak terkait Habib Rizieq dan isu tentang anti China. Dia mengunggah konten itu di kanal YouTubenya bernama Aktual TV.
“Video-video itu ia unggah ke YouTube. Laris. Kian banyak lagi yang dibuat. Kian pro-Habib pula. Sekalian kian anti-China,” katanya.
“Ada unggahannya yang ditonton sampai lebih 500.000 orang. Ada yang di atas 300.000. Paling apes di atas 100.000,” sambung Dahlan Iskan.
“Saya tidak pernah tahu nama Aktual TV. Setelah penangkapan itu barulah saya buka YouTube. Saya cari Aktual TV. Ampuuuuun, begitu banyak yang sudah diunggah. Lebih 500 video. Produktif sekali,” ujar Dahlan lagi.
Menurut Dahlan, dari sudut pandang jurnalistik, semua kontennya sama sekali tidak memenuhi syarat. Kontennya sama sekali bukan produk jurnalistik. Itu lebih tepat disebut sebagai produk industri video rumahan.
“Saya sebut rumahan karena, untuk membuat video seperti itu, kamera pun tidak perlu punya. Video itu murni bisa dibuat dari mengambil cuplikan-cuplikan video lain,” ucapnya.
“Yang diperlukan hanyalah keberanian. Ditambah kemampuan mengoplos gambar dari mana pun asalnya,” sambung Dahlan.
Dahlan bilang, Arief berani dalam videonya menyebutkan bahwa Pangkostrad Mayjen Dudung Abdurrachman adalah tentara dari Tiongkok yang diselundupkan ke Indonesia. Lalu ada lagi video ini: Xi Jinping memutuskan menarik kembali Jenderal Dudung ke Tiongkok. Gambar Xi Jinping ada di situ. Gambar Dudung ada di situ.
“Cukup panjang juga menyiarkan gambar Xi Jinping lagi berpidato dalam bahasa Mandarin. Yang rupanya itu pidato lama. Saya ngerti isi pidato itu: saat menyambut Presiden SBY –entah apa hubungannya dengan Dudung,” katanya.