Dua Kali Gus Dur Ziarah ke Makam Ini, Diyakini Keturunan ke-19 Nabi Muhammad, SAW dan Leluhur para Wali Nusantara

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dua kali ziarah ke Makam Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini yang berada dalam lingkungan Masjid Kuno Tosora Kabupaten Wajo. Sosok Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini diyakini salah satu leluhur para wali penyebar agama di nusantara.

Siapa sebenarnya penyebar Islam pertama di Sulsel? Para sejarawan akan memberi jawaban yang berbeda.

Umumnya, mereka merujuk pada kedatangan tiga ulama asal Minangkabau yaitu Datuk ri Bandang, Datuk Patimang, dan Datuk Ditiro, tahun 1602 M.

Sesungguhnya, jauh sebelum kedatangan ketiga ulama tersebut, sejumlah masyarakat di Sulsel telah memeluk Islam. Dalam Lontara Suqkuna Wajo, disebutkan bahwa pada tahun 1300-an, masyarakat di Wajo dan sekitarnya, sudah mengenal keyakinan tentang Dewata Sewwae, yang berarti Tuhan itu satu.

Diyakini, ajaran tentang keyakinan bahwa Tuhan itu satu merupakan buah dari syiar Islam Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini, yang merupakan keturunan ke-19 Nabi Muhammad, SAW. Syekh Jamaluddin juga merupakan kakek para Wali Songo yang terkenal sebagai penyebar Islam di seantero Jawa.

Di jazirah Sulawesi, Syekh Jamaluddin-lah yang dapat ditelusuri jejaknya sebagai penyebar Islam paling pertama.

Masih dalam Lontara Suqkuna Wajo, ditulis bahwa Puangnge di Lampulungeng tak lain adalah Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini. Lampulungeng adalah sebuah kawasan danau di Wajo, yang dihuni warga setempat dan pendatang, sebelum adanya Kerajaan Wajo.

"Jejak lainnya yang bisa ditelusuri tentang keberadaan Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini pada 1320 M yakni adanya Makam Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini di Tosora, Wajo," tutur Husnul Fahimah Ilyas dari Balitbang Kemenag.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan