Impian Desa Tukamasea Besarkan Dolli

  • Bagikan

"Presiden bilang kalau cuma mau bangun jalan tani dan infrastruktur desa, lebih baik minta sama dewan dari Dapil masing-masing. Dananya ada disiapkan oleh pemerintah di dinas-dinas. Dana desa bagusnya dimanfaatkan untuk membuat kegiatan yang bisa memajukan ekonomi. Dari situlah saya berpikir, apa yang bisa kami bangun di desa kami, yang bisa dikelola oleh Bumdes," kata Makmur.

Desa Tukamasea sendiri sudah punya Badan Usaha Desa sejak 2005 lalu. Namanya Bumdes Karya Bersama. Namun Bumdes ini lebih fokus pada usaha niaga yang hanya mempekerjakan tidak lebih dari lima orang. Bumdes Karya Bersama juga mengelola lapangan sepak takraw dan pembibitan tanaman olerikultura alias sayur-sayuran.

Setelah belajar ke berbagai tempat, Makmur pun punya ide, membangun wisata permandian. Dia terinspirasi dari keberhasilan salah satu Bumdes di Jawa Tengah mengelola kawasan permandiannya. Di sana, ekonomi masyarakat desa tumbuh karena efek tempat wisatanya tersebut.

Berada di kawasan karst, Desa Tukamasea dianugerahi sumber air yang melimpah. Dari lima dusunnya, ada dua dusun yang punya mata air, yakni Dusun Bungaeja dan Dusun Pajjaiyyang. Namun mata air di Dusun Bungaeja yang relatif stabil. Dalam artian, ketika musim kemarau tidak kekeringan, dan musim hujan tidak kebanjiran.

Makmur kemudian menggelar rapat bersama dengan perangkat dan tokoh desa. Dia mengutarakan rencananya membangun sebuah kawasan wisata permandian untuk umum. Ternyata, seluruh perangkat desa dan perwakilan dusun mendukungnya.

Pada 2019, pembangunan kawasan wisata itu pun dimulai. Lokasinya di sebelah barat Bukit Dolli dengan luas lahan 5 hektar. Ada dua kolam yang dibangun, hanya dipisahkan satu tembok. Kolam untuk dewasa berdimensi 21 m × 21 m dengan kedalaman 1,7 m meter. Sedangkan kolam untuk anak-anak berdimensi 17 m x 19 m x 80 cm. Untuk amannya, tinggi air di kolam anak-anak dibatasi sampai 50 cm.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan