Dalam diskusi tersebut, Dr. Ir. Rachmat Mardiana, MA selaku Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian PPN/Bappenas membuka acara dan menyampaikan “Indonesia melihat pentingnya diversifikasi sumber listrik untuk ketahanan dan kemandirian energi nasional. Pemenuhan kebutuhan listrik akan diarahkan dari listrik terbarukan yang juga banyak tersedia di berbagai daerah di Indonesia. Peran pembangkit batubara akan secara terus menerus dikurangi. Implementasi kebijakan tersebut membutuhkan upaya yang menyeluruh, bersinergi dan berkesinambungan. Aspek teknis, finansial, dan juga sosial, termasuk munculnya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, perlu dipersiapkan. Proses transisi juga perlu dipastikan melalui proses perencanaan pembangunan baik jangka panjang, menengah, maupun tahunan," katanya.
Indonesia memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengejar target program iklimnya, pertukaran informasi dan pengetahuan dengan negara-negara lain sangat dibutuhkan guna memperkaya khazanah sektor energi. Dalam kesempatan yang sama, ada tiga pakar energi turut berbagi pengalaman dalam mengurangi tingkat ketergantungan pada batubara.
Kementerian Federal Ekonomi dan Energi Jerman berbagi pengalaman yang disampaikan oleh Jan Kristof Wellershoff. Ia mengatakan, dunia terus berusaha untuk menjauh dari sumber energi yang volatile atau rapuh dari sudut pandang ekonomi. Energi bersih terus diupayakan untuk menggantikan sumber dari batubara. Pembicara lain berasal dari operator sistem transmisi kelistrikan, 50Hertz, yang disampaikan oleh Kerstin Maria Rippel dimana tantangan transisi energi tidaklah mudah.