FAJAR.CO.ID, DENPASAR - Koordinator Patriot Garuda Nusantara (PGN) Gus Yadhi memastikan akan mengadang dan membubarkan aksi demonstrasi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Bali, Rabu pagi ini (1/12) pukul 10.00 Wita.
PGN akan menurunkan 50 anggotanya untuk menggelar aksi tandingan. PGN sendiri, selama ini dikenal paling getol menolak aksi-aksi kelompok mahasiswa Papua yang mendukung gerakan Papua Merdeka.
Beberapa kali kedua massa terlibat dalam bentrok fisik di lokasi aksi demonstrasi setelah PGN berupaya membubarkan massa mahasiswa Papua.
“Tidak ada tawar-menawar dari PGN. Kami akan lakukan pengadangan dan pembubaran massa AMP Bali," kata Gus Yadhi.
Hal serupa dilontarkan Ketua Yayasan Kesatuan Republik Indonesia (KERIS) Bali, I Ketut Ismaya. Menurutnya, menyuarakan aspirasi merdeka alias lepas dari NKRI merupakan aksi yang tidak sepatutnya dilakukan di tanah Bali.
"Kami dari Yayasan Keris Bali dengan keras menolak aksi mahasiswa Papua di tanah Bali, karena banyak pahlawan (anggota TNI, Red) asal Bali yang gugur ditembak KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata)," papar Ismaya.
Sebagai bentuk penolakan, Ismaya mengatakan akan menurunkan sedikitnya 100 orang massa Keris Bali dalam aksi demonstrasi tandingan.
Ismaya menyatakan menerima dengan tangan terbuka para mahasiswa asal Papua yang sedang menjalani pendidikan perkuliahan di Bali.
"Kami tetap bersaudara dengan mereka, itupun kalau mereka tahu caranya bersaudara. Namu, kami tidak rela tanah Bali diinjak-injak untuk aksi menuntut merdeka," tegas Ismaya.
Lebih jauh, Ismaya mendesak aparat kepolisian untuk bisa mencegah aksi yang akan digelar AMP bersama Front Warga Indonesia untuk West Papua (FWRIP).
Sebagaimana diberitakan, Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Denpasar akan jadi arena tumpah ruah massa aksi demonstrasi, Rabu (1/12). Aksi ini dalam rangka memperingati 60 tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat.
Aksi ini sendiri diserukan secara terbuka oleh AMP Komite Bali bersama Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) di sejumlah jejaring media sosial resminya, Selasa kemarin (30/11).
Dalam keterangan resminya, AMP Bali dan FRIWP kembali menyuarakan sejumlah tuntutan yang mendukung kemerdekaan atas Papua Barat.
Yakni diantaranya menuntut demiliterisasi, pencabutan perpanjangan otonomi khusus di Papua, serta menuntut kebebasan untuk menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua. (JPNN/Fajar)