Ahli Epidemiologi UMI Makassar, Prof Masriadi menyebut, hingga saat ini diketahui dari laporan resmi penelitian di Indonesia sudah 6000 mutasi yang ada di Indonesia. Untuk itu perlu kewaspadaan dalam minimalisasi munculnya potensi varian baru. "Studi epidemiologi dan laboratorium masih dilakukan. Untuk melihat ada perubahan dalam penularan varian atau penurunan kemampuan antibodi manusia," katanya.
Makanya, Masriadi mengaku hingga saat ini tingkat keganasan penyakit varian tersebut masih diselidiki walaupun sudah banyak penduduk di Afrika sudah terpapar. "Catatannya tentu ada di sini, karena varian sudah masuk ke negara tetangga. Jadi perlu ada antispasi oleh pusat dalam memperketat pembatasan penerbangan internasional. Kan, kunci ada di situ," tegasnya.
Ahli Epidemologi Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin mengatakan penyebab lain yang membuat masyarakat bisa terpapar adalah rasa percaya diri. Mengira karena sudah divaksin lalu abai terhadap protokol kesehatan. "Sebaiknya perlu ada penekanan tetap patuh dan sadar diri," ucapnya.(asri)