FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut cukup baik. Utamanya tentang perbaikan bentuk dan restorasi mulut dan gigi.
Sayangnya, masih banyak yang menggunakan jasa yang tidak memiliki sertivikasi. Hal tersebut bisa berimbas pada kesehatan mulut dan gigi.
Ketua Umum Ikatan Prostodonsia Indonesia (Iprosi) drg Leonard C Nelwan mengatakan kini lagi tren tentang restorasi mulut dan gigi. Namun, yang menjadi fokus utamanya adalah prostetik atau lebih dikatakan merestorasi gigi dan mulut.
"Restorasi atau perbaikan mulut dan gigi bukan tentang estetik namun juga fungsinya. Sehingga tidak merugikan masyarakat, iti yang harus dipertimbangkan," kata Leonard usai menjadi pembicara di Seminar Internasional Prostodonsia di Hotel Claro, Makassar, Jumat (10/12/2021).
Ketua Panitia Seminar Mayor Laut drg Nurung menuturkan setiap dokter gigi berkewajiban meningkatkan kapasitas keilmuan dan keterampilan dalam melayani masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan estetika saat ini sangat tinggi.
Pihaknya ingin mengedukasi masyarakat bahwa banyak yang ingin melakukan perawatan gigi untuk tujuan estetika tapi tidak pada tenaga profesional yang kompeten. Jadi mereka mendapatkan perawatan-perawatan yang dalam tanda kutip murah tapi justru bukan mendapatkan estetika, tetapi malah bisa merusak kesehatan gigi.
"Secara otomatis estetiknya juga tidak akan tercapai. Jadi kami ingin edukasi masyarakat untuk paham tentang bahaya perawatan yang tidak sesuai," akunya.
Nurung menjelaskan dokter gigi dalam melaksanakan profesinya memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang prima sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi yang pesat.