Fokus BBM Ramah Lingkungan, Pemerintah Hapus Premium

  • Bagikan
Konsumen membayar dengan cashless di salah satu SPBU di Jalan Urip Sumoharjo, beberapa waktu lalu. ABE BANDOE/FAJAR

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR- Penghapusan BBM jenis Premium sudah di depan mata. Tinggal menunggu pengumuman resmi dari pemerintah. Pemerintah akan fokus ke BBM ramah lingkungan. Minimal Pertamax.

Namun pada masa transisi, pemerintah menyiapkan Pertalite. Nanti BBM jenis RON 90 ini juga akan dihapus jika masyarakat sudah terbiasa pakai BBM ramah lingkungan.

"Kita memasuki masa transisi setelah Premium dihapus. Di masa transisi, Pertalite tetap diedarkan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, Kementerian ESDM, Soerjaningsih, Kamis, 23 Desember.

Senior Supervisor Communication & Relations Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan, menegaskan transisi energi menuju emisi nol karbon adalah keharusan. Premium seharusnya tak dikonsumsi lagi sebab tidak ramah lingkungan.

"Kita ikut pemerintah maunya apa, mau apapun kebijakannya. Semua ini fasenya transisi energi, semua harus siap," ujar Taufiq, Kamis, 23 Desember.

Dia mengklaim, saat ini masyarakat hampir sepenuhnya sudah beralih ke BBM berkualitas. Di tahun 2021 ini, Pertamina masih menyediakan Premium pada 6 titik SPBU di Makassar. Namun, memasuki akhir tahun peredaraannya mulai dikurangi.

"Masyarakatnya sudah tidak butuh. Kebutuhan masyarakat sudah menuntut akan kebutuhan bahan bakar berkualitas," paparnya.

Pihak Pertamina sendiri berdasarkan rapat kerja bersama DPR beberapa waktu lalu yang dihimpun FAJAR, dipaparkan bahwa terdapat tiga tahapan yang akan dilakukan untuk menghapus secara perlahan penggunaan Premium dan Pertalite.

Pertama, dilakukan pengurangan bensin Premium disertai dengan edukasi untuk mendorong konsumen menggunakan BBM Ron 90 ke atas.

Kedua, pengurangan Premium dan Pertalite di SPBU disertai dengan edukasi untuk menggunakan BBM di atas RON 90 ke atas.

Ketiga, simplifikasi produk yang dijual di SPBU hanya menjadi dua varian yakni BBM RON 91/92 (Pertamax) dan BBM RON 95 (Petamax Turbo).

Strategi penghapusan itu merupakan simplifikasi varian produk dan comply dengan Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2017.

Dalam beleid itu, pemerintah menetapkan BBM tipe euro 4 atau setara BBM oktan 91 ke atas mulai tahun 2019 secara bertahap hingga 2021. Adapun yang kadar oktannya di bawah 91 atau masuk standar euro 2 saat ini adalah Premium dan Pertalite.

Meskipun kepastian penghapusan Premium makin menguat dengan dalih peralihan konsumsi BBM ramah lingkungan, faktanya kebutuhan akan Premium masih cukup besar. Hal ini tercermin dari usulan kuota Premium yang diajukan Pemprov Sulsel untuk 2022.

Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Dinas ESDM Provinsi Sulsel, Jamaluddin menyebut, pihaknya mengajukan kuota sebanyak 1.015.707 Kiloliter (KL) untuk 2022. Adapun untuk realisasi tahun ini diketahui sebesar 791,897 KL.

Kata dia, saat ini belum ada keputusan berapa besaran kuota yang akan terealisasi tahun depan nanti. "Belum ada jawaban dari kuota yang kita usulkan," ucapnya.

Terkait dengan kepastian penghapusan Premium, pihaknya juga masih menunggu dan mengikuti perkembangan di pusat. "Kami menunggu keputusan pusat," katanya.

Ekonom Universitas Hasanuddin (Unhas) Anas Iswanto Anwar, menilai penghapusan BBM jenis Premium harus memperhatikan aspek keekonomiannya.

Sejauh ini, kata dia, Premium masih sangat dibutuhkan karena harganya lebih terjankau dibanding BBM ramah lingkungan.

Belum lagi, jenis Pertalite saat ini telah kembali ke harga normal Rp7.850. Sementara Premium yang sebelumnya banyak dikonsumsi masyarakat hanya Rp6.450 per liter.

"Jika ingin menghapus Premium, Pertamina harus memberikan subsidi harga untuk Pertalite, ataupun lainnya," tegasnya.

Isu penghapusan bensin Premium ini memang bukan kali pertama mencuat, sejak beberapa tahun lalu pemerintah juga memang tengah mewacanakan menghapuskan bensin Premium ini, namun hingga kini belum terealisasi.

Pada Agustus lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga mengakui bahwa bensin Premium mulai dikurangi dan dihapus pelan-pelan dari SPBU.

Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), penyerapan bensin Premium selama Januari hingga November 2021 sebesar 3,41 juta kilo liter (kl) atau hanya sekitar 34,15 persen dari kuota Premium pada tahun ini sebesar 10 juta kl.

Adapun proyeksi sampai akhir tahun diperkirakan hanya bertambah sekitar 248 kl. Dengan demikian proyeksi konsumsi bensin Premium oleh masyarakat sepanjang tahun ini juga diproyeksi hanya sekitar 34,15 persen dari kuota 10 juta kl tahun ini. (msn/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan