FAJAR.CO.ID, LOMBOK TENGAH - Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) - Mandalika menjadi salah satu jalan utama untuk mendukung kelancaran ajang World Superbike (WSBK) pada November 2021 lalu.
Keberadaan jalan bypass tersebut mengurangi waktu tempuh dari Bandara Internasional Lombok menuju kawasan Mandalika dari yang semula 45 menit menjadi 15 menit.
Jalan bypass dilengkapi 2 jembatan, 11 overpass, dan 3 jembatan penyeberangan orang (JPO) yang dibangun untuk memperlancar arus lalu lintas dan memfasilitasi akses bagi warga sekitar.
Saat ini jalan tersebut juga telah menjadi salah satu spot swafoto warga yang melintas, karena merupakan salah satu ikon baru di kawasan Mandalika. Pembangunan Jalan Bypass BIL– Mandalika terdiri dari 3 paket pekerjaan dengan anggaran bersumber dari APBN Tahun 2020-2021 sebesar Rp 705 miliar.
Selain Jalan Bypass BIL - Mandalika yang sudah diresmikan, Kementerian PUPR juga akan melakukan penataan dan pelebaran jalan ruas Kuta - Kruak sepanjang 5,3 km.
Penataan dilakukan mulai dari Bundaran Sunggung Bypass BIL - Mandalika STA 17.363 hingga Jalan nasional Sengkol - Kuta, termasuk akses utama menuju Sirkuit Mandalika jelang MotoGP 2022 mendatang. Pelebaran jalan dilakukan secara bertahap dengan menambah 4 lajur dilengkapi median jalan serta penataannya. Ditargetkan pada Maret 2022 sudah selesai.
"Yang tidak kalah penting adalah drainase untuk pengendali banjir. Kami tidak ingin memisahkan sistem drainase di dalam sirkuit dengan di luar, sehingga kami siapkan juga desain sistem drainase-nya agar tidak banjir," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Menteri Basuki mengaku akan fokus pada penghijauan jalan tersebut sejak dari bandara hingga Sirkuit Mandalika. Menteri Basuki mengatakan Jalan Bypass BIL - Mandalika akan ditata lebih baik dan dibuat lebih ramah lingkungan melalui kegiatan penghijauan dan penataan koridor jalan, termasuk frontage, bahu dan drainasenya.
"Kami akan coba untuk Bypass BIL - Mandalika sepanjang 17 kilometer ditata agar menjadi percontohan jalan nasional. Perbanyak tanaman di median dan rumput di bahu jalan agar lebih hijau dari sekarang," kata Menteri PUPR Basuki.
Menteri Basuki juga menekankan penanganan lereng/tebing pada 14 bukit yang dilalui untuk mengurangi risiko longsor, misalnya menggunakan teknik hidroseeding.
Sementara untuk tebing dengan struktur bebatuan yang dibiarkan alami, Menteri Basuki meminta agar diberi label jenis-jenis batuan dan penjelasan mekanika batuan, sehingga bisa menjadi lokasi edukasi bagi masyarakat. "Penghijauan bisa dilakukan dengan pohon atau tanaman bunga untuk beautifikasi sehingga lebih terlihat lembut. Kita harus lebih baik, harus detail betul pada finishing, kita punya sumber dayanya," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. (ant/jpnn/fajar)