Ia menilai, pada 2021 pihaknya cukup berhasil mengkomunikasikan kepada publik tentang berbagai hal, misal bagaimana menangkal misinformasi.
“Di masa COVID-19 memang banyak sekali misinformasi, disinformasi, malinformasi, dan hoaks yang terkait COVID,” lanjutnya.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan, Usman menyebutkan bahwa disinformasi atau hoaks terbanyak adalah tentang kesehatan sehingga harus ditangkal. Namun demikian, bila dilihat statistiknya, disinformasi atau hoaks tersebut sudah menurun drastis terutama yang terkait COVID-19 atau lebih khususnya, tentang vaksinasi COVID-19.
“2022, dalam upaya percepatan penyebaran atau diseminasi komunikasi publik, kami sudah merumuskan berbagai langkah dan supaya komunikasi publik yang dilakukan pemerintah lebih efektif. Misal kampanye mengajak masyarakat untuk divaksinasi, teruma lansia dan anak-anak. Ini adalah satu perubahan juga dalam komunikasi publik, dalam arti penekanannya,” ujar Usman.
Selain itu, tambahnya, juga harus menekankan sisi pemulihan ekonomi lebih besar daripada pemulihan kesehatan. “Karena mudah-mudahan sejauh ini pemulihan kesehatan sudah berlangsung baik,” tutur Usman.
Ia menegaskan, memasuki 2022, memang harus dilakukan perubahan komunikasi publik serta
strategi komunikasi publik yang ada.