FAJAR.CO.ID, SURABAYA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) wajibkan satuan pendidikan untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Kebijakan ini berlaku bagi daerah yang berada di PPKM level 1, 2, dan 3.
Di awal tahun 2022, hampir semua sekolah di Surabaya menyatakan siap menggelar PTM terbatas. Kepala SMKN 12 Surabaya Biwara Sakti Pracihara mengatakan, ada dua shift yang akan disiapkan untuk 1.400 siswa kelas 10 dan kelas 12 selama PTM terbatas. Adapun siswa kelas 11 tengah menjalani praktik kerja industri (prakerin).
“Shift pertama pembelajaran pukul 07.00-10.00 WIB, masing-masing kelas akan diisi 50 persen siswa. Masuk shift kedua pembelajaran pukul 10.30-15.00,” ujar Biwara Sakti Pracihara, Minggu (2/1).
Praci menyatakan akan memulai pembelajaran normal pada 10 Januari. PTM terbatas difokuskan untuk seluruh mata pelajaran. “Misalnya, dalam pembelajaran sketsa atau ilustrasi, jika digabungkan IPA/IPS, siswa akan menggambar bentuk flora yang diobservasi. Atau kegiatan terkait kerja sama sosial, seperti siswa dibawa ke pasar. Siswa akan membuat situasi pasar. Jadi, pembelajaran, tidak melulu di dalam sekolah,” terangnya.
Dalam pelaksanaan PTM ini, Praci juga memperkuat satgas Covid-19 sebagai langkah antisipasi adanya virus Covid-19 Omicron. Pihaknya akan terus melakukan koordinasi dari petugas UKS, waka kesiswaan, dan puskesmas terdekat. Petugas melakukan cek suhu, penggunaan masker, dan penyediaan wastafel untuk mencuci tangan.
“Walaupun 100 persen PTM, tapi bisa disituasikan menjadi 50 persen karena kita menggunakan dua shift. Jadi, bisa jaga jarak,” katanya.
Berbeda dengan SMKN 12 Surabaya, SMAN 15 Surabaya melakukan uji coba PTM terbatas 100 persen pada Senin (3/1) ini. Kepala SMAN 15 Surabaya Johanes Mardijono mengatakan, PTM 100 persen sebenarnya sudah dijalankan di semester ganjil dengan dua sesi masing-masing kapasitasnya 50 persen. Hal ini diambil sebagai solusi kendala kuota internet yang dialami sebagian siswa.
“Untuk semester genap mulai 3 Januari. Kita sebenarnya menunggu SE gubernur, tapi kami lakukan uji coba PTM 100 persen dalam satu sesi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” katanya.
Ia melanjutkan, pihaknya hanya menggunakan satu sesi untuk efektivitas jam mengajar guru. Mengingat cakupan vaksinasi dosis dua guru dan tenaga kependidikan sudah 100 persen. Pertimbangan lainnya, dikhawatirkannya siswa tidak mengikuti pembelajaran daring karena kendala kuota internet seperti pada semester ganjil.
Menurut Johanes, dalam pelaksanaan PTM sebelumnya pihaknya menggunakan dua sesi. Sasing-masing sesi empat jam pelajaran dan Jumat full daring. Sedangkan dalam uji coba 100 persen PTM ini, satu sesi maksimal enam jam pelajaran.
Kebijakan terbaru dalam SKB empat menteri juga mengatur pembukaan kantin, kegiatan olahraga dan ekstrakulikuler di lingkungan sekolah. Jika sebelumnya, kantin tidak boleh dibuka selama masa transisi dua bulan pertama sejak PTM terbatas. Sedangkan untuk kegiatan olahraga dan ekstrakulikuler bisa dijalankan jika tidak ada temuan Covid-19 selama dua bulan PTM terbatas. (jpg/fajar)