FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan (laka) lalu lintas yang disebabkan truk kontainer mengalami rem blong di Balikpapan yang mengakibatkan belasan kendaraan dan ada puluhan korban, Jumat (21/1/2022), sopir truk kontainer dinilai Kurang Jam Terbangnya.
Kejadian ini menjadi viral lantaran video rekaman CCTV di area persimpangan tersebut beredar di media sosial (medsos). Dalam video yang beredar luas di medsos, tampak truk berwarna merah berjalan dari arah atas dan menabrak beberapa kendaraan yang sedang berhenti di lampu merah secara beruntun.
Diketahui, truk kontainer melaju dari arah Jalan Soekarno-Hatta menuju simpang Muara Rapak meluncur tak terkendali dan menghantam kendaraan yang berhenti di traffic light, Jum’at (21/1) sekira pukul 06.30 Wita.
Melihat kejadian yang melibatkan 19 kendaraan dan lima korban tewas seketika ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana menilai, pengemudi truk kontainer tersebut amatiran, kurang jam terbang, dan cenderung cari aman.
“Pengemudi yang jam terbangnya tinggi biasanya tahu apa yang harus dilakukan saat menghadapi situasi rem blong. Mereka tahu dan bisa mempertimbangkan hal-hal yang harus diambil dan tentunya siap, dan matang,” ujar Sony kepada JawaPos.com.
Mengenai jam terbang, Sony menilai hal ini jelas berpengaruh pada keputusan yang bisa diambil saat kondisi darurat. Pengemudi yang terlatih, punya skill dan matang dikatakannya tahu terhadap setiap keputusan dan risiko saat menghadapi situasi rem blong ini.
“Harusnya jangan panik. Ini berkaitan dengan skill dan kompetensi pengemudi yang bersangkutan. Pengemudi yang memiliki jam terbang tinggi, biasanya dia lebih siap saat dihadapkan dengan situasi darurat misalnya saat rem blong,” lanjut Sony.